mata yang sejak tadi mengalir deras kini hanya menyisakan jejak asin di pipinya yang sembab. Setiap tarikan napas terasa berat, nyeri di dada seolah tak kunjung reda. Di balik p
namun bayangan adegan Dimas dan Rina berdiri di altar terus menari-nari di pelupuk matanya. Setiap detailnya begitu nyata, begitu menusu
u buta? Dimas adalah suaminya, pria yang tidur di sampingnya setiap malam, yang menciumnya setiap pagi. Rina adalah sepupunya, gadis yang ia ang
secercah tekad yang mulai tumbuh di balik rasa sakit. Ia tidak akan membiarkan diriny
sahabat karibnya sejak SMA. Maya adalah sosok yang paling bisa dipercaya, paling rasional, dan paling bisa memberinya nasihat di saat-saat tersulit. Namun, keraguan myang sempat melandanya perlahan mereda, digantikan oleh rasa mati rasa yang dingin. Ia butuh ren
setiap petunjuk yang mungkin terlewatkan selama setahun t
akhir: Puzzle
stor dari luar kota," "Proyek A sedang dikejar deadline," "Ada masalah di server yang harus ku tangani sendiri." Putri, dengan sifatnya yang suportif, selalu memahami. Ia akan menyiapkan makanan hangat, menunggu Dimas pulang, terkadang
k ya, Kak," Rina pernah berkata dengan mata berbinar, saat mereka bertiga sedang menonton film bersama. Putri hanya tersenyum, bangga dengan Dimas yang begitu dicintai oleh adiknya sendiri. Rina juga mulai terlihat lebih 'berani' dalam berinteraksi dengan Dimas. Pernah suatu kali,
uknya erat di bandara. Setiap kali Dimas pergi, Putri akan merasa kesepian, namun ia selalu berusaha positif, percaya bahwa Dimas berjuang untuk masa depan mereka. Ia tidak tahu bahwa di salah satu perjalanan "bisnis" itu, mungkin Dimas dan Rina sedang meresmikan ikatan mereka. I
Namun, empat bulan terakhir, Dimas mengubah kata sandinya. Ia juga sering menelpon di luar ruangan, berbicara dengan suara sangat pelan, atau bahkan langsung memutuskan panggilan jika Putri mendekat.
toran bintang lima, atau menghabiskan akhir pekan hanya berdua. Putri mengira itu adalah cara Dimas menebus waktu yang hilang karena kesibukan kerjanya. Sekarang ia tahu, itu adala
ari pengkhianatan yang telah lama terjadi. Putri merasa mual. Begitu banyak waktu yang ia
agai bukti, Putri ingin tahu lebih banyak. Ia mencoba mencari nama Dimas Satria dan Rina Adinda Putri di mesin pencaria
ah ballroom hotel yang mewah, dengan logo sebuah hotel bintang lima. Putri mencoba mencari tahu hotel tersebut. Ia membuka peta online, mencari hotel-hote
di pusat kota Jakarta. Ia ingat, Dimas pernah mengajak Putri makan siang di sana beberapa bulan lalu, dengan alasan "mencicipi menu baru". Kin
masi pribadi tanpa identitas yang jelas. Namun, ia mencoba mencari berita atau postingan di media sosial yang terkait
dan musim di video Lisa. Di salah satu postingan, sebuah akun wedding organizer terkenal mengunggah kolase foto-foto pernikahan, dengan caption yang berbunyi, "Sebuah kisah cinta yang indah, dirayakan dengan mega
kenyataan. Dimas benar-benar menikahi Rina. Dan mereka melakukannya di salah satu ho
mandir di kamar. Ia ingin menghancurkan sesuatu. Ia ingin ber
"Putri, kumohon! Buka pintunya! Aku tidak akan pergi sampai kamu
pintu. Tidak sekarang. Ia butuh waktu untuk
ti seorang arsitek yang merancang sebuah banguna
gumpulkan Lebi
er, Putri merasa ia membutuhkan lebih banyak. Ia harus membuktikan bahwa ini bukan s
Mencari Nas
acara perceraian terbaik. Seseorang yang bisa membimbingnya melalui pr
kan Diri Secara Fi
l, namun ia harus memastikan ia memiliki cukup dana cadangan untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Secara menta
Dimas dan Rina (Pada
masih labil. Ia akan menunggu hingga ia benar-benar siap, dengan semua bukti di tangannya, dan
dokumen, mungkin surat nikah kedua, atau bukti lain. Ia tahu ini mungkin tindakan
ang tidak relevan. Kemudian, di laci paling bawah, tersembunyi di balik tumpukan kemeja,
n akta nikah dirinya dan Dimas, melainkan akta nikah Dimas Satria dan Rina Adinda Putri. Tertulis jelas tanggal padalah bukti sah di mata hukum. Dimas benar-benar telah menikahi
bek dokumen itu, membakar seluruh rumah ini. Ia ingin menjerit sekuat tenag
ikahannya dengan Dimas. Foto pernikahan mereka di meja nakas, hadiah ulang tahun dari
ting. Ia harus menyimpannya baik-baik. Ia mengambil akta nikah itu, melipatnya dengan rapi, dan menyimpannya di dal
oba beberapa kombinasi angka yang mungkin ia tahu, termasuk tanggal ulang tahun Dimas, tanggal pernikahan mere
i nama depan mereka berdua dan angka keberuntungan. Putri mencoba menggabungkan nama Dimas dan Rina, dan
Mereka sedang berlibur bersama, makan malam romantis, bahkan foto-foto mesra di ranjang. Mereka tidak hanya m
"Sayangku" dan "Mas Dimas", dan Dimas membalasnya dengan panggilan "Cintaku" atau "Sayang". Mereka merencanakan pertemuan
m pipinya, lalu tertawa manja. "Kapan kita bisa bersama selamanya, Mas?" tanya
n pada Rina. Janji yang Dimas khianati pada Putri. Ia merasa mual, in
i cadangan bukti. Ia kemudian menghapus riwayat pesan dan panggilan yang mencurigakan di ponsel Dimas, dan mencoba menutup semua jejang terjadi. Ia tidak akan membiarkan Dimas tahu bahwa ia sudah tahu lebih banyak d
mas tidak lagi mengetuk pintu. Mungkin ia sudah menyerah, atau mungkin ia sedang memikirkan
aku butuh bantuanmu. Bisakah kita bertemu besok? Ada hal yan
, Put. Kamu baik-baik saja? Suaramu tadi
tidak baik-baik saja. Aku akan cerit
tang ke apartemenmu be
8. Aku akan usah
n dirinya tenggelam dalam kesedihan. Ia akan bangkit. Ia akan melawan. Dan ia akan m
akan mengubah hidupnya secara drastis, sebuah rencana yang akan penuh dengan air mata dan