kan h
s ranjang tampak mengerang sambil sedikit
iona membu
h terlihat kabur. Matanya tampak masih perlu penyes
ndang ke s
mana?' b
ingung, melihat lingku
rasa asing melihat kamar in
a dirinya bisa berada di sini. Ju
adalah pria itu.' Terli
uinya. Bersamaan dirinya mengingat itu. Viona berubah
ubuhnya. Dia berpikiran, mungkin dirinya sudah
ternyata masih melekat semua di tubuhnya. Dia juga m
alau ternyata kesuciannya sudah direnggut oleh pria itu
★
Yunita baru saja sam
alan memasuki gedung khusus anak-anak
ah rak-rak yang berisikan banyak m
membeli semua, tapi apa ini
main dengan mainan baru mereka. Sambil makan jajanan k
yang tampak sedang mengobrol dengan Ayu
eh, dan langsung menyapanya. "Oh, kak Yu
a memanggil Yunita dengan sebutan Yuni. It
saja sampai,
unita. Sosok perempuan hiperaktif yang ad
pakaian yang sama persis dengan Yunita. Yang membedakan hanyala
ang berna
n wajah bersinar, berlari ke arah Yunita seolah me
saat mendengar teriak
meluk Yunita. Sebenarnya Yunita ingin menghind
Namun, "Susan, Hentikan ulahmu ini!" Yunita sebaliknya juga ber
jadi biarkan aku memelukmu," ucap Su
Yunita juga menent
dak mengurangi hiperak
usaha menahan tawa
sung menatap dengan mata melo
nnya. Terlihat wajah geli sebelumnya, berubah
ia malah tampak kagum dengan tingkah yang tampak malu
lalu seperti i
erti inilah mereka berdua k
pati anak-anak, membuat dia jarang bertemu dengan kedua sahabatnya ini. Di tambah Yunita dan Susan memiliki tugas yang juga men
celetuk Ayu, dengan senyum di wajah
biasa, nona Ayu berani mengatakan itu secara gamblang di depan kak Yuni
u dengan wajah sangat ganas. Seperti macan
dekat dengannya!
balas Ayi sambil cengengesan. Tidak ada
payah menjauhkan Susan, yang tamp
,' batin Yunita, dan langsung mengam
seperti bolpoin. Namun sebenarnya itu
at melihat Yunita tersenyum
angsung menempelkan peman
ak kaget, hingga akhirnya dia
ya diam juga,
Yuni.' batin Lingga. Tidak tahu bagaimana dia harus mengekspresikan ini, tapi yang jelas
engan Lingga. "Eh, apa tak ma
izin," balas Yunita
t Ayu dengan senyum
atau menyesal sama sekali. Lalu berhenti tepat Lingga. "Jadi, apa kamu tadi menerta
ihat Yunita melakukan itu, denga
tidak tertawa. Aku cuma menahan b
Yunita me
engan wajah pucat seperti
saku belakangnya. Tatapannya juga langsung berubah serius.
," balas Lingga
suruh Naya,
bai
mpat Adit sana, dan ba
g?" tany
jah lelah, tapi tangannya m
alam sekejap. "O-oke kak aku mengerti!
gsung berlari p
Sedangkan Ayu di sebelahnya malah terlihat tersenyum kecut,
★
lamanya itu. "Yunita, kamu masih
gan senyum canggung. "Kamu saj
kan matanya dengan Centil. Seolah tak mempa
senyum seperti itu juga ya, benar-bena
aku ditugaskan di sini, entah kenap
pnya. Ketegangan dan aura dinginnya di medan misi masa lalun
satu ini berubah menjadi seperti ini. Mengingat masa lalu wanita se
is itu." Walau ini adalah reuni setelah sekian lama, Yuni
bangun," berbalik dan melihat ke arah tangga. "Sudah dar
wajah Ayu, Yunita seolah paham apa mak
mu bisa bahasa
enoleh ke arah Yunita dengan wajah pen
ah bermasalah menjelaskan kondis
inya sebelum dia berangkat kemari, dia lebih dulu menuju sekolahan Vio
a, sekarang dia ceritak
Ekspresi wajah Ayu juga terlihat berubah-ubah, dari se
a wicara, ya," gumam Ayu sambil men
Yunita mengangguk
sudah tahu
a belum." Kini wajahnya tampak bermasalah. "Aku bermaksud
ebaiknya tidak terlalu terburu-buru mengabari tuannya masa
u dengannya?" tiba-t
amu mengantark
amping Yunita fan merangkul lengan kanannya
ah sama seperti saudara kandung. Bagaimanapun keduanya sejak kecil sel
ita. "Kenapa kamu tiba
engan tindakan Ayu yang
yum di wajahnya. "Bukankah kamu
itu?" Yunita entah kenapa merasa ter
yu sambil mengedipkan sebelah matanya, dan
san." Kecurigaan ini entah kenapa munc
s itu." Ayu terlihat sedikit jengkel
dak jengkel, saat mereka di sama
an berdua menuju ka
★
Viona. Tiba-tiba pintu terbuka bahk
njang, dia mendongak dan tampak kag
a Ayu dengan senyum
Ayu tentu tidak mempermasalahkannya. Lagi pula
a?" tanya Ayu sambil mem
yang menggunakan bisa bahasa isyar
teman saya ini Yunita," kata Ayu denga
nnya, tapi walaupun begitu dia tetap menanya
a,' kata Viona deng
lan denganmu, V
ngguk tersenyum ca
ngan orang yang baru dia lihat kemarin. Seharusnya ini tidak sopan, karena dia ada
menjadi kali pertamanya baginya berinteraksi denga
aya ini tidak bisa menggunakan bahasa isy
u, Yunita hanya bis
yang tiba-tiba meminta maaf padanya. Walau Viona merasa kalau di
nggap tempat ini
al itu sama sekali. Dia juga memberi tahu dengan bahasa isyara
kebingungan. "Apa katanya?
sa mendengar dan mengerti apa
oleh kearah Viona yang terlihat terse
ona,' kata Viona dengan isyarat. 'Dan terima k
ngisyaratkan itu dengan wajah merona m
ak ini sebenarnya san
a. Ini seperti Yunita yang sedang jatuh cinta pada Viona
anggil
eh ke samping menan
," pinta Yunita sambil me
kebingungan dengan temannya satu ini. Ja
annya," balas Yunita sambil meraih ke
karang memelototinya. Ayu paham bahwa
wanita di depannya itu. Ini pertama kalinya dia men
esuatu yang terasa mene
nyak orang karena kekurangan, yang susah berkomunikasi.
nah dia alami, hin