otornya sambil membonceng ga
inya dia membonceng seorang gadis. Tetapi memang tidak ada
a,' pikir Dirka, mencari cara bagaimana memulai pembicaraan
sambil menunjuk kereta yang terlihat melinta
a tidak a
' Dirka merasa sangat malu sekarang,
menunjuk kereta melintas sebagai topik pembukanya. Ingin sek
. Jika dia melihatnya, mungkin Dirka akan jadi s
sana pun sema
ku orang aneh,' batin Dirka, lalu b
idak ada jawab
g,' Dirka tidak tahu bagaimana ekspresi gadis di belakangnya.
★
epat. Hingga Dirka akhir sam
ini seperti perkomplekan gedung universit
ra siswa dan dikelompokkan menurut umur mereka. Gedung-gedung itu ju
ni ke gedung yang dimana isinya hanya
h sampai,"
pun mengangguk pelan lal
tun gadis ini, berjalan menuju
ceria dari banyak anak-anak kecil, yang sep
g ada di dalam. Dirinya tak menyangka jika lantai dasar dari gedung ini ternyata sama sepe
sedang bermain satu sama lain dengan teman m
u anak perempuan m
" teriak anak
angsung menghentikan permainan mereka mas
kak Di
ak Dirka
ibut saat melihat
mengangkat tangannya, menyapa
mereka tunggu. Mereka pun langs
uluhan anak-anak. Seperti semu
memandangi pria di sebelahnya yang masih meme
main~," ajak salah
di kak Dirka harus main sama aku," keluh a
k adil, a
ku
k lain dengan be
k-anak langsung terjadi. Dirka yang m
saat melihat anak-anak yang tadinya tampak damai, sekar
u. Liat tu kak Dirka jadi bi
"Ah, Ayu," panggil Dirka. "Maaf, a
mbil membungkuk sopan. Lalu menoleh kearah anak-anak dengan senyum di wajahnya. "Anak-anak, kalian nggak bole
Aku gak masalah sama
ikuti nasihat guru mereka, dan memi
Dirka
juga
u j
bagaimana anak-anak di depannya. Walaupun bagi
satu persatu. "Aku gak marah, jangan sedih gitu hayo …
ak-anak mengangguk me
nya sambil mengangkat tangan gadis yang dia bawa. Sepert
si wajahnya yang tadinya tampak tidak peduli, sontak berubah s
apa kak
kak
aah
enjadi wajah senang. Ada juga yang bingung, dan ada juga yang terlihat san
Kalian tau? Kakak ini sekarang sedang sedih, jadi kalian
permintaan Dirka langsung mengeluarkan
eka, jelas mereka akan lebih memilih ber
buat kakak ini tertawa, nanti semua kakak belikan maina
"Woooaah~," mata semua anak-anak langsung
natap Dirka dengan wajah tidak p
yo main s
o k
o main sa
jug
, ay
menarik, membawanya ikut bersama mereka. Gadis itu sama sekali tidak
ri mengacungkan jempol pada mereka, dan a
nya, dengan wajah kesal dan tak percaya, karena dia mulai
sambil mengacungkan jemp
★
bil menonton Dirka dan anak-anak,
baru saja aku tipu," jaw
ngan perkataan Dirka. "T-tuan s-se
rengsek!" tegur Dirka. "Aku nggak ngelakuin aneh-aneh ke di
Ayu dengan diikuti gumama
i dalam hatinya. 'Yu, apa kau sadar? Kalau ekspre
eperti itu," keluh Dirka. "dan juga
a merasa sedikit kesal. Dirka sadar bahwa Ayu past
ku jelaskan!" Dirka pun berusaha menjelaskan apa yang sebenarnya terj
★
ntak kaget, setelah men
masih sempat meraih dan menariknya. Jika tidak—."
erlu Dirka melanjutkan perkataann
adis itu sekarang sedang kewalahan, menghadapi anak-a
dia aku bohongi kalau aku akan mengajarkann
nya tidak mengira akan mend
dengan ku." Dirka tersenyum kecut. 'Walau
dis itu. Walau apa yang dikatakan Tuannya hanyalah kebohongan, dan bukanlah s
. Tapi tetap saja, untuk berbohong dengan mengatakan akan mengajarkan cara bunuh diri yang bena
eninggalkannya di sana," jelas Dirka,
penuhnya pilihan lain waktu itu. Namun, jika dia berada di sana mungkin di
ada di wajahnya, sangat sulit untuk dibaca. Tetapi Ayu sadar
★
dangi gadis itu. Dia tersenyum, saat melihatnya tampak kelelahan den
ih peduli dengan orang lain juga, ya
etap memaksakan senyumnya didepan anak-anak. 'Mungkin dia hany
uara Alarm. Semua anak-anak langsung mengeluarkan
mbali ke kelas kalian masing-masing," seru
nyahuti perkataan ayu. Namun, walau mereka te
baru saja lepas dari beban berat. Dirka mendekat ke arahnya
★
ahnya. "Gimana rasanya bermain dengan mereka?" tan
dak menyahutinya, dan ma
ia masih kesal karena sudah dibohonginy
perti itu di wajahnya," ungkap Dirka. "Tidak ada orang tua, atau bahkan keluarga. Kebanyakan dari mereka saat ditanya, di mana a
ama sekali dari ga
dan korban penculikan, serta penjualan organ tubuh. Aku
lah ini pada orang luar. Jadi dia tidak
isa tertawa kembali seperti itu," gumam Dirka, sembar
★
Vi
yayangiku tiba-tiba pergi meninggalkank
gi. Bahkan keluarga dari ibu d
iba diminta orang lain. Dia mengatakan bahw
sulit mencari pekerjaan. Ditambah aku juga masih ke
uli. Bahkan orang-orang disekitarku tidak pernah menanyakan kondisiku. Aku juga ti
apa lagi. Aku sangat frustasi. Aku juga tidak memiliki
bih baik ak
n anehnya tidak ada rasa penyesalan sama sekali
★
masih kecil. Tempat ini adalah tebing pinggir pantai. Walau hanya sekali a
ringan. Namun, saat sampai di tempat itu … semua kenangan masa
gapa kenangan ini
sama sekali. Bahkan saat dia menyapaku, aku sama sekali
taan ini sebentar
dasar jurang. Seseorang berteriak dari be
di pemicu rasa sakit di hatiku, dan me
kata menanyakan kondisiku, dia ter
ini pertama kalinya aku melihat seseo
tidak bisa menjawabnya. Andai aku menggunakan bah
enapa dia terlihat sangat peduli padaku,
a menolak, namun setelah mendengar perkataannya, aku menurutinya begitu saja.
Bahwa ternyata dia sebenarnya
nya. Aku benar-benar