ekali tidak peduli, perla
aat mendengar sekilas masa lalu anak-anak yang baru saja bermain dengan
Viona. Dia tidak bisa mempercayai per
ambil memandang ke arah anak-anak yang ada di kejauhan. Melihat ekspre
saling bertemu. Viona bahkan bisa melihat ce
meletakkan tangann
henti, saat dia melihat Dirka tersenyum. Itu jelas sebuah senyuman, tapi dari
ang sangat gelap gulita. Seperti menghipnotis dan membawanya masuk ke da
liki saudara. Dia juga anak satu-satunya, merasakan pria di depannya membel
ngan melakukannya, semua akan selesai. Tapi apa memang seperti itu?
si lain di dalam hatinya dia seperti memahaminya, na
epatnya, kamu pasti akan merasakan hal yang sama, tidak hanya dirimu … s
selalu berpasangan. Sama seperti hidup dan mat
mampu berdiri tegak dan kokoh, tapi ada juga saat dimana mereka akan
napa Pria ini jelas tidak mengenalnya, apalagi tahu permasalahannya. Namun
mengeluarkan air
s saat merasakan rasa sakit itu," kata Dirka dengan suara lemah lembut
a meraih rasa itu di dalam tubuhnya, namun itu tidak sampai. Apa yang dirasakann
?' Viona mempertanyakan perasa
a seolah ingin menanyakan hal itu. Tetapi
n manis, yang diarahkan padanya. Melainkan sen
iti dirimu sendiri dengan cara itu. Janganlah berbuat keji pada dirimu sendiri, dengan membunuh dirimu. Ta
ara langsung, seperti ada kehangatan yang m
membuatmu ingin mengambil pilihan itu. Tapi kalau kamu ingin mencari cara
tak mengenalku? Kita juga baru saja bertemu? Kenapa?'
ekarang. Viona menangis tersedu-sedu. Apa yang bisa dia lakukan hanyal
itu. Dia tidak bisa melihat ekspresi wajah paling buruk gadis di depann
s yang dari tadi hanya diam sekarang mulai bersuara. Ta
eolah ingin berteriak, tapi dia menahanny
ian perasaan yang membebani mu ikut terlepas,' batin
anak-anak yang ada di kelas,
engar tangisannya saja. Mereka seperti terl
★
a saat
tampak mengerumuni Dirka dengan wajah peduli memand
?" Dengan polosnya salah satu a
" balas Dirka sembari
," kata anak-anak yang lain m
mengangguk bersamaan mend
dang kembali ke gadis yang tertidur di pangkuannya. 'Apa jadinya kalau dia terbangun dan melihat
ulas, dengan bekas air mata di wajahnya. Seolah melihat se
rah Ayu. "Yu, apa ada k
apa, tuan,
g siapakan satu, un
ih baik jika gadis ini dibawa k
. Lebih baik disini ada banyak anak-anak, lagian
a akan menyiapk
h orang-orang yang sangat disiplin. Dia takut
★
dengan sendirinya. Walau dia menggendongnya seperti putri, tapi tidak ada tand
ati gadis ini. Ayu menoleh ke arah Dirka tanpa menghentikan la
"Aku tidak tahu," balas Drika. Dia bahkan
gkah tuannya. Bisa-bisanya tidak terlinta
h iya Tuan, kenapa kamu tidak mem
ke sini hanya berdua dengannya," kata Dirka sembari men
wajah pemuda yang mengikuti tuannya ini. Lagi pula ada lambang keluarga Heka di jasnya
dah,-" Tiba-tiba terbesit sebuah kesimpulan di kepalanya. "Ah, sep
mengatakan ses
terima kasih
Ayu hanya bingung kenapa tiba-ti
tu saja Dirka berterima kasih karena sudah
enyembunyikan sesuatu darinya. Jika itu bukan yang mengawal Dirka lalu sia
n dia adalah orang yang disuruh mengawal Tuan secara diam-diam? Jika memang benar … Sepertinya
tahu, kalau Tuan muda mereka adalah tipika
★
yak pintu kamar yang berjejer rapi sekolah menghiasi dinding. Semua kamar-kamar in
intu untuk Dirka
balas Dirka da
ya ada satu ranjang tempat tidur, dan sebuah lemari. Ada juga beberapa elektronik pelengk
ia hanya mengerang sedikit karena merasakan
t lelap seperti ini." Dirka hanya bi
ntainya tertidur di pangkuan orang lain yang bahk
uan," celetuk Ayu sambil memasang
seorang tidak ada yang tahu isi sebenarnya dari perasaan seseorang. Terkadang orang akan tersenyum, tapi apa senyum itu adalah ma
"Yu, selama aku tidak di sini, tolong jaga dia. Aku juga akan menyur
uan." Ayu membungkuk
jalan keluar ruangan. Ayu juga b
mengambil ponsel dari balik saku
ak pengawal yang dengan penuh kesabaran
★
ia sedang merapikan sambil menyusun beberapa
lembar kertas di masing-masing tangannya. Dia masih m
-tiba bergetar, dan memeca
enelponnya. Adrian juga menatap Yul
" tanya
lu mengangkatnya. "Iya, tuan
inya yang menerima tel
itu ekspresi Yul
kerutan di keningnya. 'Apa t
mang siapa yang harus di
n itu. Dia hanya bisa mengira bahwa Tuan mereka meminta m
an wajah seriusnya juga ikut h
an memilihkan orang terbaik dan ya
a. Membuatnya semakin bingung dengan perubahan drasti
n. Adrian langsung bertanya pada istrinya. "Ada a
an wajah penuh kebahagiaan. "Sepertinya tuan sudah mene
ah mendengar itu. Hingga akhirnya dia mul
orang untuk menjaga seorang gadis. Tidak mungkin Tuan samp
a. "Kamu benar juga … tapi apa kamu yakin? Apa janga
ungkin salah dalam
rlalu percaya dir
pesta untuk merayakan kabar baik i
akan di kawal adalah calon istri tuan!" Adrian berusaha menghentikan niat i
Apa kamu pernah melihat Tuan muda menelp
id
Tuan, memiliki rasa keterta
annya kali ini. Itu karena pertanyaan ini yang jik
as dari Tuan, untuk menjaga
merasa dia sudah bisa menebak
an, kalau gadis ini p
anita. Lalu bukan berarti kita bisa menyimpulkan bahwa wanita ini adalah calon ist
urusanku! Sebagai wanita a
i-laki, aku jadi tidak ta
★
tu yan
ya Ayu yang melihat ekspresi ran
h kenapa aku merasa seperti akan ada berit
bisa memiringkan kepala