img Dirka & Viona  /  Bab 4 04 - Tangisan dan Perintah | 22.22%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 4 04 - Tangisan dan Perintah

Jumlah Kata:2243    |    Dirilis Pada: 03/02/2022

ekali tidak peduli, perla

aat mendengar sekilas masa lalu anak-anak yang baru saja bermain dengan

Viona. Dia tidak bisa mempercayai per

ambil memandang ke arah anak-anak yang ada di kejauhan. Melihat ekspre

saling bertemu. Viona bahkan bisa melihat ce

meletakkan tangann

henti, saat dia melihat Dirka tersenyum. Itu jelas sebuah senyuman, tapi dari

ang sangat gelap gulita. Seperti menghipnotis dan membawanya masuk ke da

liki saudara. Dia juga anak satu-satunya, merasakan pria di depannya membel

ngan melakukannya, semua akan selesai. Tapi apa memang seperti itu?

si lain di dalam hatinya dia seperti memahaminya, na

epatnya, kamu pasti akan merasakan hal yang sama, tidak hanya dirimu … s

selalu berpasangan. Sama seperti hidup dan mat

mampu berdiri tegak dan kokoh, tapi ada juga saat dimana mereka akan

napa Pria ini jelas tidak mengenalnya, apalagi tahu permasalahannya. Namun

mengeluarkan air

s saat merasakan rasa sakit itu," kata Dirka dengan suara lemah lembut

a meraih rasa itu di dalam tubuhnya, namun itu tidak sampai. Apa yang dirasakann

?' Viona mempertanyakan perasa

a seolah ingin menanyakan hal itu. Tetapi

n manis, yang diarahkan padanya. Melainkan sen

iti dirimu sendiri dengan cara itu. Janganlah berbuat keji pada dirimu sendiri, dengan membunuh dirimu. Ta

ara langsung, seperti ada kehangatan yang m

membuatmu ingin mengambil pilihan itu. Tapi kalau kamu ingin mencari cara

tak mengenalku? Kita juga baru saja bertemu? Kenapa?'

ekarang. Viona menangis tersedu-sedu. Apa yang bisa dia lakukan hanyal

itu. Dia tidak bisa melihat ekspresi wajah paling buruk gadis di depann

s yang dari tadi hanya diam sekarang mulai bersuara. Ta

eolah ingin berteriak, tapi dia menahanny

ian perasaan yang membebani mu ikut terlepas,' batin

anak-anak yang ada di kelas,

engar tangisannya saja. Mereka seperti terl

a saat

tampak mengerumuni Dirka dengan wajah peduli memand

?" Dengan polosnya salah satu a

" balas Dirka sembari

," kata anak-anak yang lain m

mengangguk bersamaan mend

dang kembali ke gadis yang tertidur di pangkuannya. 'Apa jadinya kalau dia terbangun dan melihat

ulas, dengan bekas air mata di wajahnya. Seolah melihat se

rah Ayu. "Yu, apa ada k

apa, tuan,

g siapakan satu, un

ih baik jika gadis ini dibawa k

. Lebih baik disini ada banyak anak-anak, lagian

a akan menyiapk

h orang-orang yang sangat disiplin. Dia takut

dengan sendirinya. Walau dia menggendongnya seperti putri, tapi tidak ada tand

ati gadis ini. Ayu menoleh ke arah Dirka tanpa menghentikan la

"Aku tidak tahu," balas Drika. Dia bahkan

gkah tuannya. Bisa-bisanya tidak terlinta

h iya Tuan, kenapa kamu tidak mem

ke sini hanya berdua dengannya," kata Dirka sembari men

wajah pemuda yang mengikuti tuannya ini. Lagi pula ada lambang keluarga Heka di jasnya

dah,-" Tiba-tiba terbesit sebuah kesimpulan di kepalanya. "Ah, sep

mengatakan ses

terima kasih

Ayu hanya bingung kenapa tiba-ti

tu saja Dirka berterima kasih karena sudah

enyembunyikan sesuatu darinya. Jika itu bukan yang mengawal Dirka lalu sia

n dia adalah orang yang disuruh mengawal Tuan secara diam-diam? Jika memang benar … Sepertinya

tahu, kalau Tuan muda mereka adalah tipika

yak pintu kamar yang berjejer rapi sekolah menghiasi dinding. Semua kamar-kamar in

intu untuk Dirka

balas Dirka da

ya ada satu ranjang tempat tidur, dan sebuah lemari. Ada juga beberapa elektronik pelengk

ia hanya mengerang sedikit karena merasakan

t lelap seperti ini." Dirka hanya bi

ntainya tertidur di pangkuan orang lain yang bahk

uan," celetuk Ayu sambil memasang

seorang tidak ada yang tahu isi sebenarnya dari perasaan seseorang. Terkadang orang akan tersenyum, tapi apa senyum itu adalah ma

"Yu, selama aku tidak di sini, tolong jaga dia. Aku juga akan menyur

uan." Ayu membungkuk

jalan keluar ruangan. Ayu juga b

mengambil ponsel dari balik saku

ak pengawal yang dengan penuh kesabaran

ia sedang merapikan sambil menyusun beberapa

lembar kertas di masing-masing tangannya. Dia masih m

-tiba bergetar, dan memeca

enelponnya. Adrian juga menatap Yul

" tanya

lu mengangkatnya. "Iya, tuan

inya yang menerima tel

itu ekspresi Yul

kerutan di keningnya. 'Apa t

mang siapa yang harus di

n itu. Dia hanya bisa mengira bahwa Tuan mereka meminta m

an wajah seriusnya juga ikut h

an memilihkan orang terbaik dan ya

a. Membuatnya semakin bingung dengan perubahan drasti

n. Adrian langsung bertanya pada istrinya. "Ada a

an wajah penuh kebahagiaan. "Sepertinya tuan sudah mene

ah mendengar itu. Hingga akhirnya dia mul

orang untuk menjaga seorang gadis. Tidak mungkin Tuan samp

a. "Kamu benar juga … tapi apa kamu yakin? Apa janga

ungkin salah dalam

rlalu percaya dir

pesta untuk merayakan kabar baik i

akan di kawal adalah calon istri tuan!" Adrian berusaha menghentikan niat i

Apa kamu pernah melihat Tuan muda menelp

id

Tuan, memiliki rasa keterta

annya kali ini. Itu karena pertanyaan ini yang jik

as dari Tuan, untuk menjaga

merasa dia sudah bisa menebak

an, kalau gadis ini p

anita. Lalu bukan berarti kita bisa menyimpulkan bahwa wanita ini adalah calon ist

urusanku! Sebagai wanita a

i-laki, aku jadi tidak ta

tu yan

ya Ayu yang melihat ekspresi ran

h kenapa aku merasa seperti akan ada berit

bisa memiringkan kepala

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY