" tanya Ayu, sambil
engong, langsung tersad
panik. Memberitahukan pada A
t hitam ini, membuat Yunita d
ika tempatnya akan sebesar ini,' k
u … aku kira ke
nya?" tan
ya itu. "Dia hanya kaget d
t kita pertama kali kemari juga dibuat
gan senyuman. "Kam
juga berasal dari te
tinggal dan tumbuh
atakan. Walau dia tidak tahu apa yang Viona tanyakan,
iona di ajak Ayu dan Yunita untuk sarapan bersama. Tapi siapa sangka te
ita masuk,"
kuti dua wanita berpenampilan nyentrik den
★
langsung menunjukkan ruangan utama. Mereka
eramaian dari ujung lorong ini. 'A
kantin sekolahnya. Melihat gedung ini juga bagian dari
g lorong. Langkahnya terhenti, matanya membesar. Dia tak me
han?' keraguan muncul di hatinya
nya berkumpul di sini untuk sarapan. Ada di lantai tempat dia berada sekaran
sisi lain tempat Viona berdiri. Viona tidak tahu seperti apa interior di lantai atas. Namun, dia masih bisa melihat kalau disa
benar-benar berbaur menjadi satu dan
han campuran dibanding pa
han sekaligus sekolah sebesar ini yang sanggu
nengah pada umumnya. Melainkan hanya baju biasa dengan ce
ayo," ajak Ayu, sambil meraih
urut dan membiark
ater yang mereka kenakan berbeda-
setiap warna menunjukkan gedung di ma
itu,' bat
yang tadinya asik mengobrol, seketika diam da
rhatian mereka adalah gadis
ah melihatnya," tanya salah satu
balas Siswi satunya yang
aru," sahut siswa berambu
erkataan Kribo dia mengangguk. "Benar, biasanya yan
eka melihat ada anak baru seumuran merek. Biasanya anak yang dib
dia tampak pema
manis," sa
dengan tangannya. "Matamu selalu saja ... kalau melih
n," balas Botak. Tentu saja dia tidak mau
malu sampai merah seperti itu!"
" balas
lu. Bukan karena dia digoda oleh pria atau sebaliknya. Bukan juga karena dia melakukan ke
orang yang ada di sini mengarah k
seperti itu?' batin Viona sambil m
usan pasang mata mengarah padanya dengan wajah pen
eh banyak orang sampai seperti ini banyak dari mereka yang m
ik yang menjadi pusat tontonan. Ayu dan Yunita yang su
un Ayu menuju salah
an untuk sarapan," kata Ayu sambil menunjuk
balas
gkahnya terhenti. "Viona kamu kenapa?
k. "Apa jangan-jangan kamu demam?" tanya Yunita
gan yunita dan menggele
enar demam, aku bisa kena masalah," kata Yunita.
lanya, dan berkata dengan isyarat kepada A
gumam Ayu denga
a kamu malah terta
a malu,"
telah mendengarnya. Lalu menatap ke sekelilingnya. "Kalian jangan
s ini. Apa jangan-jangan anak
nita. Walau dia berbicara dengan nada biasa. Karena keheningan sa
memalingkan wajah mereka, kembali menatap ke
juga mulai berbis
ngar itu? Dia ta
is? Aku nggak mengira kalau hari ini
muda untuk tuan Dirka?" s
aku menjadi gadis itu aku tidak peduli
saat mendengar ucapan temannya itu. "Uwah, dia
★
Dirka tanpa berlama-lama langsung
suki area parkiran, terlihat ada seorang wanita dengan rambut hitam pendek, serta mengenakan j
sing dengan orang yang s
batin Dirka, saat melihat ada Sus
irka sekarang memasang wajah lela
a Susan sambil berteriak kencang
Dirka. Dia Mungkin tidak pernah berani membuka h
i?" tanya Dirka sambil me
an katanya Tuan sedang menuju kes
heran kalau Susan sampai menyambut kedatangan
i bagaimana?
h bingung. "Bagaimana apan
, "gadis yang aku suruh kamu dan Yunita un
hehe," jawab Susan sambil menggaruk b
ngung. "Lah, kenapa malah kamu nggak ta
kan orang satu ini. Bisa-bisanya dia tida
udah pagi," jelas Susan dengan wajah tampak sangat bersalah. Lalu menunduk d
ekali. Tapi karena ada penyesalan di wajahnya,
ereka sekarang
dengan mata berkeliaran kesana kemar
udah bisa diteba
kalau dia sudah memasang wajah seperti ini. Na
amu juga nggak ta
t Susan dengan
,' batin Dirka. Dari tingkahnya saja itu sebenarnya sudah membuat Dirka ragu, tapi mengingat
an dalam memilih orang. 'Sepertinya tidak ada gunanya memarahiny
a, seolah sudah tidak peduli denga
i begitu saja, membuat Susan seketi
bih baik aku menunggunya d
saat ini adalah menunggu. Lagian selama gadis itu bers
usan pun mempercepat langkahnya menyusul Dirka. "B-biar saya temani
kamu," b
berjalan menu
★
di dalam gedung, t
? Kenapa sepi sek
ngsung mengerumuninya saat melihat kedatangannya pun tidak ad
ke arah Susan. "San, yang la
ak sarapan. Mungkin mereka sekarang a
pernah dia datang ke sini sepagi ini. Jadi
? Siapa tahu Ayu dan Yunita ju
batas minum teh tawar. Kesana untuk sekalian
kamu sudah
an, meman
ja, sekalian mencari Ayu dan Yunita … sia
a berdua, biar saya saja yang pergi mencarinya. T
lau kamu tidak mau ya sudah aku kesana s
kemauan Tuannya. Walau ini di perkomplekan panti asuhan, tetap
uanya kini pergi