img Evocaier Chronicle  /  Bab 7 Chapter 7: Command of The Skies Part II | 77.78%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 7 Chapter 7: Command of The Skies Part II

Jumlah Kata:3320    |    Dirilis Pada: 28/12/2024

i Atas Verm Plain

dek. Drifter menyandarkan tubuhnya pada kursi kokpit, pandangannya setengah mengawasi layar, setengah mengamati medan di luar jendela. Tembakan meriam Clavus

kecil, separuh her

biasa sepertin

megang kendali penuh, tidak hanya atas kapalnya, tetapi juga medan tempur di sekitarnya. Setiap tembakannya seakan diukur dengan

mperhatikan detailnya: badan ramping, sayap delta trapezoidal, sirip ekor ganda yang miring keluar, semuanya dirancang untuk kecepatan dan presisi. Decal biru dan logo Evoc

u menyilaukan. Rudal-rudal mulai dilepaskan, menghantam formasi kedua tim tanpa am

ahan-sesuatu yang tidak biasa. Dia memerhatikan gerakan tim Alina dan Jaxon dengan lebih seksama. Te

menusuk udara. Drifter lang

nya yang biasanya longgar kini

g berada di dekatnya. Nada suaranya itu-tenang tapi penuh ketegangan-membuat Drifter langs

menyipitkan mata, mencoba memahami bentuk itu-Flagship besar, hitam legam, ramping, dengan desain menyerupai

mulasi," pikirnya, tenggo

rna, seperti biasa, tapi ada ketegangan tak kasat mata di balik ekspresinya. Suaran

gantikan dengan kesunyian berat yang membuat napas terasa lebih lambat. Dia menelan ludah, pandangannya bergeser ke Jaxo

Siapa pun mereka, berani-b

is. Garis-garis putih yang bergetar pelan di layar membuat suasana makin tegang

suaranya mencoba terdengar tenang, meski dia bisa

rubah lagi. Pintu besar di Flagship Tak Dikenal itu terbuka, perl

lampu merah yang menyala terang di sepanjang badan dan sayap mereka. Tidak ada tanda-tanda jeda ata

ena. Perisai biru kapal itu menyala terang, mencoba bertahan, sebelum akhirnya runtuh dengan le

keras, tapi suaranya me

e tempur!" perintahnya

i, antarmuka pelatihan yang biasa menghilan

tak tergoyahkan. Ketegangan di udara bisa dirasakan dengan jelas, seperti arus listrik yang menempel di kulit. Sloan

suaranya serak, seakan tercekik oleh

tas konsol, mencoba menekan beberapa tombol, tapi jarinya tampak ragu,

.. Apa yang har

kemudian suara Lorcan Grindelwald terdengar keras, penuh kep

teriak Lorcan, matanya leb

ngkah meski pertempuran berlarian di sekitarnya. Di langit sekitarnya, Astrix Striker berdengung, tubuhnya menyatu dengan kecepatan tingg

l datang, tanda-tanda merah membanjiri layar, dan deru alarm mengguncang udara di sekitar me

ya dipenuhi suara alarm. Suara ketakutannya

gan yang begitu dalam di suaranya, seolah dunia akan

perintah, seperti batu karang yang tak bisa digoyahkan.

labirin aneh yang mengambang di udara, diwarnai oleh cahaya ungu tua dan biru elektrik yang berkilauan. Lavium struktur

tempat ini-zona mati-bisa mengubah segalanya dalam sekejap. Tapi Jaxon tidak terlihat ragu. Bah

Dinding-dinding tajam mulai menutup di depan mereka, dan tubuh kapal ter

tar. Ketegangan di kokpit semakin nyata, tetapi Jaxon tetap tidak goyah. Ia membelokkan kapal dengan presisi yang luar biasa, hampir meny

nghindari tiap rintangan dengan gerakan yang terukur,

protes, namun kata-kata itu tak keluar. Tidak ada waktu untuk ragu

Itu gi

a yang berkelok di antara reruntuhan batu yang terlupakan. Ini memang risiko, namun Skystriker musuh t

buat keputusan

... itu mung

ient Ruin. Kapal itu meluncur dekat sekali dengan lavium, jalur sempit yang mengancam menghancurkan me

... tolonglah.

gan erat, buku jarinya memutih, t

, dan tidak ada j

ok. Skystriker-nya menyentuh reruntuhan, meledak dalam percikan api. Koneksi ke pesaw

ami tidak terlat

itung ulang pendekatan mereka. Ia menekan to

p tinggi dan jauh

n. Banyak yang meluncur ke lavium yang tajam atau terbang menembus ruang kosong, mesinnya meraung saa

ghindari puing-puing dengan presisi mematikan. Tanpa henti dan berbahaya, mereka b

, suaranya mengandung

mereka keb

aat proyektil biru meluncur, menghantam dua Skystriker yang berani mengikuti terlalu de

kan ba

namun suaranya fokus, matanya cepat berpinda

dan bunyi retakan keras terdengar melalui saluran komunikasi, ledakan energi yang tiba-tiba menggo

al.

k kontrol. Kapalnya terguncang he

bahay

i kebocoran l

ra. Percikan api jatuh dari langit-langit, memenuhi udara d

ergi biru saat ia merunduk di samping seorang siswa

saya. Kamu akan

ngan rasa sakit, menatapnya dengan ma

kasih.

n. Dengan gerakan tangan, ia memanggil kabut es yang berputar, ujung-ujung es menyapu ap

Tangannya melayang di atas kontrol, tetap tenang, setiap ototnya tegang. Pikirannya berlari

pelan, senyum terkembang di sudut bibirnya. Sensas

ngejar di belakang. Puluhan kapal menari dalam tarian ber

ngan di saluran komunikasi

serang s

lsh merespons, suara

n biarkan mereka

issile, langit menyala dengan ledakan api saat setiap rudal mencapai sasaran. Skystriker musuh goyah, formasi mereka r

Unknown Flagship ragu sejenak sebelum mulai mundur,

n itu masih menggantung, seperti gema terakhir dari sebuah badai. Begitu Nethia Defense Fleet tiba dalam kekuat

pi dampaknya masih belum

gungan kapal, satu-satunya suara dalam momen itu, terdengar lebih keras dari biasanya. Ketegangan di udara mulai me

r dengan kepuasan kemenangan, meskipun ketegangan belum sepenuhnya hilang dari s

ekali para operator Skystrike

ya, tapi ada sesuatu yang tajam d

di dahinya, dadanya naik turu

tu... sang

yang kini hening, mengangguk perlahan. T

i kita terbang melalui

intir antara kelelahan dan kelegaan. Tangannya melonggarkan genggaman pada konsol

ng sekarang gak ada lag

hat wajah lelahnya. Ia tahu ketegangan ini terasa berat bagi semua orang. Namu

u tentang pertempura

apannya sekilas berpindah ke laporan kerusakan yang berkedip di konsol, sebelum ia b

nya tidak terlibat di

sa disembunyikan. Beban pertempuran sudah mempengaruhi semua orang, namun Drifter, ya

t. Mereka telah melewati itu, tapi ada perasaan berat di udara. Langit telah jernih, tetapi mereka semua tahu bahwa debriefin

engingat. Sebuah pengingat bahwa bahaya, ketika d

ia Cruisers tidak aka

Area Dermaga – Sore Hari –

rport terasa lebih dingin sekarang, dipenuhi ingatan akan serangan mendadak yang tak terduga. Bau bahan bakar tajam bercampur dengan aroma logam,

bertukar pandang cemas, sebelu

endah monitor. Para siswa berdiri di sepanjang dinding, lengan terlipat erat atau ge

nakal bermain di sudut bibirnya. Ia melipat tan

ini benar-ben

matanya melirik ke

g perlu kita baha

ahaya dingin dari monitor memantul dari armor putihnya yang bersih, menambah kesan kaku yang ia bawa. Rambut bi

ereka datang dengan

Ia menunduk sejenak, rahangnya mengeras saat

ra melaporkan in

tanya kosong. Pandangan es birunya tidak menunjukkan apa-apa, tetapi gera

ahu persis apa yang mereka lak

g, tegas dan t

sinis tersungging di bibirnya saat

las sekali mereka nyera

ajam, bibirnya mengerucut, tidak te

yang uji coba senjata baru... d

ube muncul di pikirannya. Bayangan benda itu melintas dalam kegelapan pikirannya, penuh dengan misteri yang belum terpecahkan. Tanpa bukti yang jelas, ia

rak gelisah di tempat mereka, atau memegang ikat pinggang merek

endorong diri menjauh dari konsol dan m

h sudah mengikuti

kepalanya denga

k seseorang yang sel

unak sedikit. Meskipun kecil, itu cukup untuk men

diprediksi itu justru

cil, sekejap, mu

tu dengan metode...

at lebih lagi, senyu

u ngomong b

h menjadi serius,

h sesekali bercanda.

an, meski sudut bibirnya melengkung naik. Ia menjawab

kes ke kamu aja. Ada yang haru

erpaduan antara Jaxon yang spontan dan kacau dengan Alina yang terkontrol dan disiplin ternyata berp

h, suaranya hampir berbisik sa

a menurutmu ten

erah. Ia menoleh pada Alma, ekspresin

aranya lembut, sediki

ing, menurunkan suaranya lebih pe

g bilang merek

rubah merah muda. Ia terbata-bat

uaranya hilang

nakal dari kursinya, m

alau Alina denger, kamu

lu mencari masalah, membungku

au kita kas

lalak panik. Ia mengangkat tangannya, menco

dua! Tolong, jang

ng semakin meningkat, melirik cemas

kita gak se

ald tertawa, ti

ine. Cuma bercanda

nyapu mereka saat ia mendekat dengan langkah tegas. Kehadirannya memecah ke

engan tenang, suaranya

Ia menoleh ke Alma, nada

yang kamu

emerah, hampir ti

muanya. Terutama Pak Jaxon dan Kak Ali

, penuh dan tak terkendali. Tawa itu meng

i khawatir di wajahnya. Ia jelas men

um kecil muncul di bibirnya. Meskipun canggung, Alma tidak bisa m

anya jauh dan memperhatikan ruangan. Ia diam, pikirannya jelas masih terfo

eda, cara yang berbeda..." gumamnya p

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY