erangkat Translokasi - 4 Ves
s menjulang seperti raksasa bisu, bayangannya menyelimuti padang rumput dengan keagungan yang dingin. Angin yang berhembus membawa kesejukan, tapi tak cukup untuk meredakan ketegangan yang men
i permukaannya, bergetar lembut seperti detak jantung yang tenang. Di puncaknya, kristal biru bersinar dengan cahaya misterius, memantulkan kilauan
yang stabil tetap ada, konstan seperti kehadirannya yang tak tergoyahkan. Secara refleks, jari-jarinya menyentuh permukaan Elysian Wardstone yang a
nya. Saat ingatannya melayang, fragmen-fragmen masa lalu muncul begitu jelas-senyum cerah Jaden, pa
ua harus
ya seperti jangkar yang mengikat. Duka menyusup ke dadanya, rasa kehilangan yang menekan. Dia menggengga
unya. Dengung halus dari batu itu bergaung di dalam benaknya, memberi kenyamanan n
lack Cube terasa... hening. Tidak ada bisikan, tidak ada suara yang memenuhi pikirannya. Ada
. Drif
namun juga dalam dirinya-dua nada yang berbenturan, satu hangat, satu dingin, seperti suara yang tidak
a melirik senja yang memudar,
Tunjukka
cekat, sebuah getaran aneh merayap di tulangnya. Dia menyapu pandangannya ke seluruh dataran yang kosong,
, suara lembutnya me
? Ada yang n
berusaha keras menyembunyikan kegelisahannya. Suaranya dipaks
aaf. Sepertinya
m. Matanya menyempit, mengamati Drifter denga
h kamu
sesuatu yang menekan dadanya, sebuah beban yang berat. Namun, dia menahan diri.
a ya
in keras, lebih tegas. Sebuah kilasan kekhawa
ada kami... Beritahu kami, a
a tetap fokus, mendengarkan setiap kata dan gerakan. Sebagai pemimpin, dia
yang tidak bisa dia ungkapkan. Apakah mereka hanya akan melihatnya sebagai objek uji coba? Sebuah e
lut, suaranya nyaris tak te
kada
kering, rahangnya mengeras saat
nda itu b
, ekspresinya p
benda mati bis
ube itu disembunyikan. Denyut lembutnya hampir tak
tidak
pelan, setiap suku kata
tidak bisa begitu s
antong itu, getaran kecil yang
n gelap. Kilasan frustrasi melintas di
akan dirimu
idak tergoyahkan. Posisi tubuhnya tegap, meskipun sedikit berbic
maju dengan presisi, tangannya menggerakkan Lumina Core yang terpasang di pergelangan tangannya. Platform itu mulai bersinar,
dingin dari Wardstone terasa di kulitnya, cahaya birunya yang redup menari-nari di cahaya senja, membentuk bayangan sam
ti, memenuhi udara. Suara Friedrich memecah ketegangan yang menggantu
unya. Mari
terakhir ke Verm Plain, ia melangkah maju, platform di bawahnya bergetar dengan energi yang mengalir. Cahaya dari Translocator menyelimuti
erm – Siang, 4 Vespera,
Tubuh terasa berat, seolah gravitasi sendiri telah berubah menjadi beban yang tak dikenal. Udara te
n halus itu memantulkan bayangan langkah yang tampak ragu, seperti menertawakan kebingungan yang terasa men
n itu menghentak tanah dengan kaki mekanik yang kokoh, suaranya menggetarkan tulang. Sekarang, m
. Tidak ada lagi keangkuhan kasar kastil-kastil masa lalu - semuanya telah berubah menjadi simfoni geometris yang begitu asing na
para bangsawan di perjamuan istana. Gelang-gelang platina dan kalung permata melayang bebas di tubuh mereka - perhiasan yang bahkan para bangsawan sendir
an adalah simbol status, pembatas antara bangsawan dan rakyat biasa. Sekarang, pembatas itu telah hilang
er adalah senyum mereka-tenang, tulus, seo
tidak ada ruang untuk senyum dan tawa. Ketakutan adalah satu-satunya wajah yang ia kenal. Tetapi di sini, di dunia yang terasa seperti mimpi ini, a
enghilang sepenuhnya. Dalam sekejap, ia mengenakan jas hitam elegan dengan kerah putih yang terlipat sempurna. Gerakannya begitu mulus, begitu
annya. Partikel biru melayang di udara, meninggalkan tubuhnya hanya dengan tunik hitam polos yang ter
seperti
ampir tenggelam oleh
terasa ti
apnya seperti patung yang diukir dari es. Matanya tajam, menusuk ke dalam pik
saat, hanya menatap dengan intensitas
bicara, suaranya
rifter. Dunia
erlalu besar untuk sepenuhnya ia pahami. Dunia telah berubah-bukan hanya dalam wujudnya, tetapi dalam esensinya. Ia
perak yang menari di lautan udara. Para Automaton bergerak dengan presisi yang menakutkan di bawah sana, tubuh logam mereka berkilau di bawah sinar ma
tak kasat mata yang menghubungkan satu sama lain. Percakapan mengalir tanpa suara, pesan-pesan magis bergerak seperti angin yang tak terlihat. Ia bisa
g lain bergoyang pelan mengikuti musik yang hanya mereka dengar. Sihir dan teknologi berbaur dalam tarian yang tak pern
menjulang tinggi, Drifter hanya bisa menatap dengan kekaguman bercam
katanya, nadanya b
gguk, gumam kecil ke
empat yang dulu menjadi simbol kebanggaan dari para bangsawan. Diband
intu masuk, dan Drifter merasakan tenggorokannya mengering. Simbol Lotus biru yang bersinar, dikelilingi pola sayap Evocaier Order, masih sama seperti yang ia ingat. Simbol bintang dan bula
sebelum padam oleh realitas simbol-simbol asing yang berdiri di samping mereka. Duniany
rcayaan bercampur dalam s
Verm seharusnya wila
setiap kata seolah membawa beban
k bertahan. Setelah Invasi Ca
, suaranya sarat dengan
erang Saudara itu benar-b
, kerutan di dahinya memp
t. Sedangkan wilayah lain dari Elysium... negara-negara baru lahir dari reruntuhannya. Kerajaan Ser
dalam struktur dunia yang ia kenal. Evocaier Order yang ia ingat adalah pelindung, p
ah? Bukankah Evocaier Order
bad-abad sejarah yang telah ia saksikan. Ia menghela napas, sua
egara. Kami seharusnya menjadi pelindung, benteng yang menjaga kehidupan da
ngkin tidak disadari oleh orang lain, tapi baginya menunjukkan pergulatan internal yang
engan cara yang berbeda. Mereka melihat kami bukan hanya sebagai pelindung, tapi lebih seperti negara, ke
riedrich keluar sepe
rnah benar-benar netral. Sebenarnya, it
- hari dimana idealisme runtuh di hadapan kenyataan yang lebih gelap. Evocaier Order telah bertransforma
empurna, terlalu halus - sangat berbeda dengan derit logam berat yang dulu selalu menjadi pertanda keamanan. Lambang Evocaier Order bersinar di atas, cahayanya menari-na
enantang langit. Academic Wing di barat membentang dengan arogansi arsitekturnya. Courtyard di tengah, Residential Complex di timur, Train
as menuju Command Spire yang menjulang bagai paku krist
apan. Siswa-siswa dan instruktur bergerak dalam pola yang terlalu teratur - terlalu sempurna. Tatapan
pa d
akaiannya
h itu tu
pisau membelah air. Luna dan Alma mengikuti dengan wajah di
Evocaier Acade
n dinding-dinding yang dihiasi rune bersinar, memancarkan energi kuno yang terasa berdenyut. Langit-langit yang tinggi memberikan kesan seolah waktu it
ingga ke bahu, kontras dengan kulitnya yang pucat dan keriput. Matanya memindai ruangan dengan penuh
buhnya tegak, dengan rambut putih yang liar
dalam bayangan yang bergerak, berdiri terpi
gundy tergerai hingga bahu, yang memancarkan aura
u padanya. Ada sesuatu dalam kehadiran dan kepercayaan dirinya yang menggu
a rendah, meski ketegangan te
a sekarang
rusaha menutupi emosinya, berdiri dengan tegang
h keheningan dengan suara t
i, Friedric
ak, meskipun ada sedikit gemetar dalam suaranya, yang meng
Celah Abyssal baru... tapi apa yang
gan mendadak hening. Proyeksi para Grandmaster ber
elintasi waktu, ber
tu itu berhenti sejenak. Setiap mata tertuj
zaman Grandmaster Pertama. Dia mengklaim telah b
h berat, berdenyut seiring ingatan akan peristiwa kelam itu-sebuah masa penuh kehancuran, kehilangan, dan pengorba
akan keraguannya dengan na
Apa buktimu? untuk klai
ifter sedikit menggelap, kenangan lama mulai bangkit. Perlahan, ia merogoh pouchnya dan mengeluarkan Lu
e itu di atas meja. Ruangan itu menahan na
apa pun yang pernah mereka lihat sebelumnya. Cube itu menyerap cahaya di sekitarnya, permukaannya gelap dan
as, tampak sedikit terguncang. Ada ge
memang model l
lisah. Amisha melirik Black Cube, dan sekejap bentuknya berkedip, seola
ggalan. Apa pun itu... r
ereka, namun ia tidak gentar. Tangannya semakin erat memegang Black Cube, s
der berbicara lagi, suarany
ceritaka
derhana, tetapi beban d
berputar. Ia tahu apa yang akan
asih, Gra
a kelelahan mendalam yang
Cataclysmaris. Salah satu m
ube, jarinya menyentuh perm
an... saya terjatuh dalam kegelapan. K
entang momen itu kembali teringat jelas. Perasaan jatuh m
g. Saya bisa merasakannya. Mungkin ini terka
er merasakan denyutan Black Cube di bawah jarinya, seperti detak jantung kedua. Ia tak bisa menepis perasa
ksi para Grandmaster saling berpandangan, mencer
suaranya terdengar skeptis, namun ada se
melintasi waktu. Tidak ada sihir semacam itu sejak zaman
master yang lain, m
merespon dengan sed
nutup kemungkinan. Mungkin masih a
ng, sementara setiap Grandmaster mere
h perhitungan. Suaranya tetap tenang, meski ada sedikit aliran
melanjutkan
petir misterius masih sangat jelas dalam p
ampai di sini..
a melanjutkan, rasa ketid
ah so
ak, lalu melanjut
nnya sangat terukur, hampir sempurna. Setiap langkah seolah memutar udara di sekitarny
anpa sadar menyentuh Black Cu
ntuhnya. Perisainya pun tak sekadar alat pertahanan. Mereka bergerak seperti perpa
n, seakan beban kenangan
ang untuk kami-ia
tatapannya tertuju pada Black Cube. Kata-katanya me
un kerutan di wajahnya semakin dalam. Dia telah melalui begitu banyak pertempuran dan krisis, tapi kali ini... ini berbeda. Kehadira
a memecah keheningan,
jadi pada Grandmaster Pertama
h menunggu sebuah pengungkapan, sebuah kebenaran ya
pertanyaan itu terasa berat,
aya tidak
agnar langsung berubah gelap, matanya yang berwarna perak menajam, seaka
kir di batu. Pandangan Grandmaster Mina semakin tajam, wajahnya keras, dan bayangan Paxluma ya
emecah ketegangan, tajam d
gitu yakin kalau benda
uhnya bergelombang, dipenuhi kekuatan kecurigaan. Dia men
ti itu... pa
ap tubuhnya. Dia menatap balik ke Ragnar, tanpa gentar, suaranya tetap tenang meskipu
dmaster... saya rasa A
agi maknanya untuk menyebar sebelum melanjutkan. Suarany
, dalam kendali. Itu harusn
berputar, instingnya terjaga penuh kewaspadaan. Dia merasakan beratnya setiap keputusan yang diambil, masa depan dunia mereka
in tim ke Paxluma. Kita perlu
akin berat, udara menjadi lebih dingin, penuh ketidakpastian. Akhirnya, Grand
tim dikirim ke Paxluma setelah ope
nahan napas. Matanya menatap jauh, mengenan
. Sebuah pintu menuju... sesua
takutan. Setiap kata seperti memunculkan kembali kenanga
a tim yang hilang terlihat jelas di matanya, sepert
ng. Terlalu banyak yang telah mati mencari kebena
tas benang yang hampir putus k
suaranya tetap teguh, penuh k
zinkan saya per
muti seperti awan badai yang menggantung,
memang kunci untuk menutup celah abyssal terakhir
amatkan selur
rcayai, dan keteguhan hati Drifter hanya memperburuk badai di dalam dirinya. Keraguan itu belum hilang-malah semakin berkembang. Semen
ung pemikiran yang tersembunyi di balik kata-katanya. B
dah ber
kan memberi beban lebih pada ruangan itu. Bayangan di kakin
dak sepenuhnya gegabah. Kita mungkin akan menem
kit kelegaan yang muncul, seperti menghirup udara setelah terlalu lama ditahan. Namun, itu hanya sebentar-karen
salah satu dari kita, meskipu
yempit sedikit, seakan seluruh dunia a
atian. Saya tidak setuju. Lebih baik kita pelajari dulu Cub
engangguk setuju,
kademi. Peneliti artefak terbaik kita
aranya berubah lebih pra
ntuhan di seluruh dunia dan mengumpulkan petunjuk. Keah
nya setuju meskipun ada sesuatu dala
an perintahkan
angan sekali lagi, tajam dan tegas, kec
pasti-Benda itu akan membawa kehancuran bagi
dia rasakan sangat jelas, dan ketajaman suara
seperti itu tidak
yang jelas dan tak terbantahkan. Grandmaster Ragnar berdiri tegak, matanya menyala dengan api kem
psi atau tidak-hancurkan Cube itu, Drif
k, dan denyut jantung aula kuno yang besar itu hilang seketika. Tantangan Ragnar meng
ghantam dadanya. Tangannya yang memegang Black Cube semakin menggenggam erat, jari-jarinya mencengkeramnya dengan keteguhan
henti. Grandmaster Amisha akhirnya memecah keheningan dengan suara
? Dia baru saja kembali dari mimpi bu
erat, lebih berwibawa dari siapa pun di
tirahat dulu, Ragnar. Kita bisa
tanggapan, Drifter maju, suaran
ter. Saya akan b
angannya. Tanpa ragu, ia mengangkatnya tinggi dan menurunkannya dengan keras pada Black Cube. S
kunci pada Cube, cengkeramannya te
ag
ergi yang menggelegar. Mereka turun cepat, menghujani Cube dengan serangan bertubi-tubi,
esinya tampak ragu, meskipun keraguannya belu
ain. Kita akan lan
gasan, kata-katanya menjatuhkan keputusan tera
an pengawalan ketat. Drifter, kamu akan tinggal di
hampir berbisik di tengah keh
Grand
tanpa ragu, meskipun ada berat
aster, akan
er tetap berdiri, Black Cube berdenyut pelan di tangannya, kehadirannya begitu berat di udara. Ketika pintu itu menutup di belakang m
ber - Varde Sky Fortress –
yang memantulkan cahaya matahari. Jembatan-jembatan melayang menghubungkan berbagai platform melingkar, menciptakan jejaring arsitektur yang menakjubkan. Di
atusan skyship yang berlalu-lalang di luar ruangan menembus dinding-dinding tebal chamb
soknya yang biasanya tegap. Jemarinya yang panjang memainkan Lumina Core di pergelangan tangannya dengan gerakan
iru es memancarkan ketajaman yang mampu menembus kegelapan paling pekat sekalipun. Setiap lekuk tu
a dengannya? Ini me
meredup, seolah merespons keraguan yang mengger
. Apakah itu cube yang
dimiliki mereka yang telah menghadapi badai berkali-kali. Namun, a
h berubah, tapi..." Ia berhenti sejenak, seo
gar bisikan itu.
enak, keraguan
gar bisikan itu.
r dengan hati-hati. Pandangannya beralih ke rune-run
cara... dia tampak bia
terdiam. Ia menyentuh Lumina Core-nya, s
isikan yang terasa seperti pikiran s
nya kemba
keras, Lysander. Seper
uangan. Lysander merasa
bahkan belum
apnya tajam, suara
ungkin waktuny
tegak, ekspresi
. Chimia sudah dikirim untuk mencari reruntuhan d
sejenak, m
an itu semakin keras, kamu harus mengh
ya dengan tegas, suar
egitu, Grandmaster, t
Luna memudar, meninggalkan Lysand
ll -> Depan Grand
gas, seperti biasa, setiap katanya sepert
unggumu di luar. Dia akan meng
menyingkirkan rasa berat y
n, hampir tenggelam oleh keheningan
depan, dan pandangannya terpaku pada cakrawala. Tidak ada tanda-tanda kesantaian dari sikapnya, tidak ada ruang untuk kelengahan. Rambut hitamnya tergerai halus, ko
detak jantung kedua yang berirama dengan tubuhnya sendiri. Bisikan samar mengalir dalam diam, tidak berbentuk kata, hanya gelombang-
uh otoritas. Ia menyodorkan dua benda ya
uaranya seperti udara di
ang baru... dan k
empurna. Teksturnya halus, hampir licin, jauh berbeda dari Core lamanya yang penuh goresan-goresan yang ia kumpulkan dari medan pertempuran. Sebuah hologram muncul
a senja, menampilkan hologram wajahnya sendiri yang berputar pelan. Mata digital itu menatapnya kemba
dentitas," suara Luna memecah pikirannya.
engangguk
ggup menatap Luna, ada sesuatu dalam cara wanita itu berdiri-tegak, kokoh, seperti tembo
una menatapnya langsung, matanya
merintahkan penyelidikan B
inya mengalir melalui tubuhnya, panas dan hidup, seperti bagian dari dirinya sendiri. Tapi perintah tetaplah
diambil. Bisikan-bisikan itu lenyap, meninggalkan keheningan yang terlalu mengganggu. Dunia teras
u di tangannya, alis
tidak ber
ya benda hitam mati, kosong, tanpa jejak energi yang tadi mengalir melalui tubuhnya. Itu b
n nada bingung, tangannya terulur setengah, seo
it dibaca. Setelah beberapa saat yang terasa seperti
tu hanya mere
elah memilihnya, atau mungkin ia telah terikat dengan Cube itu dal
sekarang?" tanyanya pelan, suarany
auranya dingin dan mengin
mahmu-belajar, berlatih, temukan tempatmu di sini." Suaranya
anpa izin dari para Grandmaster. Itu terlalu ber
iminta-jeritan, wajah-wajah yang hilang, dan pertempuran yang tak pernah selesai. Ia
ku men
dalam diam, langkahnya berat, pikirannya penuh dengan pertanyaan. Apakah ini rumahnya sekarang? Atau hanya penjara
disebut rumah. Ada benda-benda yang tidak ia kenal-Magisterial Console, layar-layar hologram, dan teknologi lain y
ikannya, hubungi saja aku ata
pelan. "Tidak. Te
ngnya, meninggalkan Drifter sendirian di tengah ruangan yang terasa terlalu besar dan te