img Evocaier Chronicle  /  Bab 3 Chapter 3. Changing World | 33.33%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 3 Chapter 3. Changing World

Jumlah Kata:6376    |    Dirilis Pada: 28/12/2024

erangkat Translokasi - 4 Ves

s menjulang seperti raksasa bisu, bayangannya menyelimuti padang rumput dengan keagungan yang dingin. Angin yang berhembus membawa kesejukan, tapi tak cukup untuk meredakan ketegangan yang men

i permukaannya, bergetar lembut seperti detak jantung yang tenang. Di puncaknya, kristal biru bersinar dengan cahaya misterius, memantulkan kilauan

yang stabil tetap ada, konstan seperti kehadirannya yang tak tergoyahkan. Secara refleks, jari-jarinya menyentuh permukaan Elysian Wardstone yang a

nya. Saat ingatannya melayang, fragmen-fragmen masa lalu muncul begitu jelas-senyum cerah Jaden, pa

ua harus

ya seperti jangkar yang mengikat. Duka menyusup ke dadanya, rasa kehilangan yang menekan. Dia menggengga

unya. Dengung halus dari batu itu bergaung di dalam benaknya, memberi kenyamanan n

lack Cube terasa... hening. Tidak ada bisikan, tidak ada suara yang memenuhi pikirannya. Ada

. Drif

namun juga dalam dirinya-dua nada yang berbenturan, satu hangat, satu dingin, seperti suara yang tidak

a melirik senja yang memudar,

Tunjukka

cekat, sebuah getaran aneh merayap di tulangnya. Dia menyapu pandangannya ke seluruh dataran yang kosong,

, suara lembutnya me

? Ada yang n

berusaha keras menyembunyikan kegelisahannya. Suaranya dipaks

aaf. Sepertinya

m. Matanya menyempit, mengamati Drifter denga

h kamu

sesuatu yang menekan dadanya, sebuah beban yang berat. Namun, dia menahan diri.

a ya

in keras, lebih tegas. Sebuah kilasan kekhawa

ada kami... Beritahu kami, a

a tetap fokus, mendengarkan setiap kata dan gerakan. Sebagai pemimpin, dia

yang tidak bisa dia ungkapkan. Apakah mereka hanya akan melihatnya sebagai objek uji coba? Sebuah e

lut, suaranya nyaris tak te

kada

kering, rahangnya mengeras saat

nda itu b

, ekspresinya p

benda mati bis

ube itu disembunyikan. Denyut lembutnya hampir tak

tidak

pelan, setiap suku kata

tidak bisa begitu s

antong itu, getaran kecil yang

n gelap. Kilasan frustrasi melintas di

akan dirimu

idak tergoyahkan. Posisi tubuhnya tegap, meskipun sedikit berbic

maju dengan presisi, tangannya menggerakkan Lumina Core yang terpasang di pergelangan tangannya. Platform itu mulai bersinar,

dingin dari Wardstone terasa di kulitnya, cahaya birunya yang redup menari-nari di cahaya senja, membentuk bayangan sam

ti, memenuhi udara. Suara Friedrich memecah ketegangan yang menggantu

unya. Mari

terakhir ke Verm Plain, ia melangkah maju, platform di bawahnya bergetar dengan energi yang mengalir. Cahaya dari Translocator menyelimuti

erm – Siang, 4 Vespera,

Tubuh terasa berat, seolah gravitasi sendiri telah berubah menjadi beban yang tak dikenal. Udara te

n halus itu memantulkan bayangan langkah yang tampak ragu, seperti menertawakan kebingungan yang terasa men

n itu menghentak tanah dengan kaki mekanik yang kokoh, suaranya menggetarkan tulang. Sekarang, m

. Tidak ada lagi keangkuhan kasar kastil-kastil masa lalu - semuanya telah berubah menjadi simfoni geometris yang begitu asing na

para bangsawan di perjamuan istana. Gelang-gelang platina dan kalung permata melayang bebas di tubuh mereka - perhiasan yang bahkan para bangsawan sendir

an adalah simbol status, pembatas antara bangsawan dan rakyat biasa. Sekarang, pembatas itu telah hilang

er adalah senyum mereka-tenang, tulus, seo

tidak ada ruang untuk senyum dan tawa. Ketakutan adalah satu-satunya wajah yang ia kenal. Tetapi di sini, di dunia yang terasa seperti mimpi ini, a

enghilang sepenuhnya. Dalam sekejap, ia mengenakan jas hitam elegan dengan kerah putih yang terlipat sempurna. Gerakannya begitu mulus, begitu

annya. Partikel biru melayang di udara, meninggalkan tubuhnya hanya dengan tunik hitam polos yang ter

seperti

ampir tenggelam oleh

terasa ti

apnya seperti patung yang diukir dari es. Matanya tajam, menusuk ke dalam pik

saat, hanya menatap dengan intensitas

bicara, suaranya

rifter. Dunia

erlalu besar untuk sepenuhnya ia pahami. Dunia telah berubah-bukan hanya dalam wujudnya, tetapi dalam esensinya. Ia

perak yang menari di lautan udara. Para Automaton bergerak dengan presisi yang menakutkan di bawah sana, tubuh logam mereka berkilau di bawah sinar ma

tak kasat mata yang menghubungkan satu sama lain. Percakapan mengalir tanpa suara, pesan-pesan magis bergerak seperti angin yang tak terlihat. Ia bisa

g lain bergoyang pelan mengikuti musik yang hanya mereka dengar. Sihir dan teknologi berbaur dalam tarian yang tak pern

menjulang tinggi, Drifter hanya bisa menatap dengan kekaguman bercam

katanya, nadanya b

gguk, gumam kecil ke

empat yang dulu menjadi simbol kebanggaan dari para bangsawan. Diband

intu masuk, dan Drifter merasakan tenggorokannya mengering. Simbol Lotus biru yang bersinar, dikelilingi pola sayap Evocaier Order, masih sama seperti yang ia ingat. Simbol bintang dan bula

sebelum padam oleh realitas simbol-simbol asing yang berdiri di samping mereka. Duniany

rcayaan bercampur dalam s

Verm seharusnya wila

setiap kata seolah membawa beban

k bertahan. Setelah Invasi Ca

, suaranya sarat dengan

erang Saudara itu benar-b

, kerutan di dahinya memp

t. Sedangkan wilayah lain dari Elysium... negara-negara baru lahir dari reruntuhannya. Kerajaan Ser

dalam struktur dunia yang ia kenal. Evocaier Order yang ia ingat adalah pelindung, p

ah? Bukankah Evocaier Order

bad-abad sejarah yang telah ia saksikan. Ia menghela napas, sua

egara. Kami seharusnya menjadi pelindung, benteng yang menjaga kehidupan da

ngkin tidak disadari oleh orang lain, tapi baginya menunjukkan pergulatan internal yang

engan cara yang berbeda. Mereka melihat kami bukan hanya sebagai pelindung, tapi lebih seperti negara, ke

riedrich keluar sepe

rnah benar-benar netral. Sebenarnya, it

- hari dimana idealisme runtuh di hadapan kenyataan yang lebih gelap. Evocaier Order telah bertransforma

empurna, terlalu halus - sangat berbeda dengan derit logam berat yang dulu selalu menjadi pertanda keamanan. Lambang Evocaier Order bersinar di atas, cahayanya menari-na

enantang langit. Academic Wing di barat membentang dengan arogansi arsitekturnya. Courtyard di tengah, Residential Complex di timur, Train

as menuju Command Spire yang menjulang bagai paku krist

apan. Siswa-siswa dan instruktur bergerak dalam pola yang terlalu teratur - terlalu sempurna. Tatapan

pa d

akaiannya

h itu tu

pisau membelah air. Luna dan Alma mengikuti dengan wajah di

Evocaier Acade

n dinding-dinding yang dihiasi rune bersinar, memancarkan energi kuno yang terasa berdenyut. Langit-langit yang tinggi memberikan kesan seolah waktu it

ingga ke bahu, kontras dengan kulitnya yang pucat dan keriput. Matanya memindai ruangan dengan penuh

buhnya tegak, dengan rambut putih yang liar

dalam bayangan yang bergerak, berdiri terpi

gundy tergerai hingga bahu, yang memancarkan aura

u padanya. Ada sesuatu dalam kehadiran dan kepercayaan dirinya yang menggu

a rendah, meski ketegangan te

a sekarang

rusaha menutupi emosinya, berdiri dengan tegang

h keheningan dengan suara t

i, Friedric

ak, meskipun ada sedikit gemetar dalam suaranya, yang meng

Celah Abyssal baru... tapi apa yang

gan mendadak hening. Proyeksi para Grandmaster ber

elintasi waktu, ber

tu itu berhenti sejenak. Setiap mata tertuj

zaman Grandmaster Pertama. Dia mengklaim telah b

h berat, berdenyut seiring ingatan akan peristiwa kelam itu-sebuah masa penuh kehancuran, kehilangan, dan pengorba

akan keraguannya dengan na

Apa buktimu? untuk klai

ifter sedikit menggelap, kenangan lama mulai bangkit. Perlahan, ia merogoh pouchnya dan mengeluarkan Lu

e itu di atas meja. Ruangan itu menahan na

apa pun yang pernah mereka lihat sebelumnya. Cube itu menyerap cahaya di sekitarnya, permukaannya gelap dan

as, tampak sedikit terguncang. Ada ge

memang model l

lisah. Amisha melirik Black Cube, dan sekejap bentuknya berkedip, seola

ggalan. Apa pun itu... r

ereka, namun ia tidak gentar. Tangannya semakin erat memegang Black Cube, s

der berbicara lagi, suarany

ceritaka

derhana, tetapi beban d

berputar. Ia tahu apa yang akan

asih, Gra

a kelelahan mendalam yang

Cataclysmaris. Salah satu m

ube, jarinya menyentuh perm

an... saya terjatuh dalam kegelapan. K

entang momen itu kembali teringat jelas. Perasaan jatuh m

g. Saya bisa merasakannya. Mungkin ini terka

er merasakan denyutan Black Cube di bawah jarinya, seperti detak jantung kedua. Ia tak bisa menepis perasa

ksi para Grandmaster saling berpandangan, mencer

suaranya terdengar skeptis, namun ada se

melintasi waktu. Tidak ada sihir semacam itu sejak zaman

master yang lain, m

merespon dengan sed

nutup kemungkinan. Mungkin masih a

ng, sementara setiap Grandmaster mere

h perhitungan. Suaranya tetap tenang, meski ada sedikit aliran

melanjutkan

petir misterius masih sangat jelas dalam p

ampai di sini..

a melanjutkan, rasa ketid

ah so

ak, lalu melanjut

nnya sangat terukur, hampir sempurna. Setiap langkah seolah memutar udara di sekitarny

anpa sadar menyentuh Black Cu

ntuhnya. Perisainya pun tak sekadar alat pertahanan. Mereka bergerak seperti perpa

n, seakan beban kenangan

ang untuk kami-ia

tatapannya tertuju pada Black Cube. Kata-katanya me

un kerutan di wajahnya semakin dalam. Dia telah melalui begitu banyak pertempuran dan krisis, tapi kali ini... ini berbeda. Kehadira

a memecah keheningan,

jadi pada Grandmaster Pertama

h menunggu sebuah pengungkapan, sebuah kebenaran ya

pertanyaan itu terasa berat,

aya tidak

agnar langsung berubah gelap, matanya yang berwarna perak menajam, seaka

kir di batu. Pandangan Grandmaster Mina semakin tajam, wajahnya keras, dan bayangan Paxluma ya

emecah ketegangan, tajam d

gitu yakin kalau benda

uhnya bergelombang, dipenuhi kekuatan kecurigaan. Dia men

ti itu... pa

ap tubuhnya. Dia menatap balik ke Ragnar, tanpa gentar, suaranya tetap tenang meskipu

dmaster... saya rasa A

agi maknanya untuk menyebar sebelum melanjutkan. Suarany

, dalam kendali. Itu harusn

berputar, instingnya terjaga penuh kewaspadaan. Dia merasakan beratnya setiap keputusan yang diambil, masa depan dunia mereka

in tim ke Paxluma. Kita perlu

akin berat, udara menjadi lebih dingin, penuh ketidakpastian. Akhirnya, Grand

tim dikirim ke Paxluma setelah ope

nahan napas. Matanya menatap jauh, mengenan

. Sebuah pintu menuju... sesua

takutan. Setiap kata seperti memunculkan kembali kenanga

a tim yang hilang terlihat jelas di matanya, sepert

ng. Terlalu banyak yang telah mati mencari kebena

tas benang yang hampir putus k

suaranya tetap teguh, penuh k

zinkan saya per

muti seperti awan badai yang menggantung,

memang kunci untuk menutup celah abyssal terakhir

amatkan selur

rcayai, dan keteguhan hati Drifter hanya memperburuk badai di dalam dirinya. Keraguan itu belum hilang-malah semakin berkembang. Semen

ung pemikiran yang tersembunyi di balik kata-katanya. B

dah ber

kan memberi beban lebih pada ruangan itu. Bayangan di kakin

dak sepenuhnya gegabah. Kita mungkin akan menem

kit kelegaan yang muncul, seperti menghirup udara setelah terlalu lama ditahan. Namun, itu hanya sebentar-karen

salah satu dari kita, meskipu

yempit sedikit, seakan seluruh dunia a

atian. Saya tidak setuju. Lebih baik kita pelajari dulu Cub

engangguk setuju,

kademi. Peneliti artefak terbaik kita

aranya berubah lebih pra

ntuhan di seluruh dunia dan mengumpulkan petunjuk. Keah

nya setuju meskipun ada sesuatu dala

an perintahkan

angan sekali lagi, tajam dan tegas, kec

pasti-Benda itu akan membawa kehancuran bagi

dia rasakan sangat jelas, dan ketajaman suara

seperti itu tidak

yang jelas dan tak terbantahkan. Grandmaster Ragnar berdiri tegak, matanya menyala dengan api kem

psi atau tidak-hancurkan Cube itu, Drif

k, dan denyut jantung aula kuno yang besar itu hilang seketika. Tantangan Ragnar meng

ghantam dadanya. Tangannya yang memegang Black Cube semakin menggenggam erat, jari-jarinya mencengkeramnya dengan keteguhan

henti. Grandmaster Amisha akhirnya memecah keheningan dengan suara

? Dia baru saja kembali dari mimpi bu

erat, lebih berwibawa dari siapa pun di

tirahat dulu, Ragnar. Kita bisa

tanggapan, Drifter maju, suaran

ter. Saya akan b

angannya. Tanpa ragu, ia mengangkatnya tinggi dan menurunkannya dengan keras pada Black Cube. S

kunci pada Cube, cengkeramannya te

ag

ergi yang menggelegar. Mereka turun cepat, menghujani Cube dengan serangan bertubi-tubi,

esinya tampak ragu, meskipun keraguannya belu

ain. Kita akan lan

gasan, kata-katanya menjatuhkan keputusan tera

an pengawalan ketat. Drifter, kamu akan tinggal di

hampir berbisik di tengah keh

Grand

tanpa ragu, meskipun ada berat

aster, akan

er tetap berdiri, Black Cube berdenyut pelan di tangannya, kehadirannya begitu berat di udara. Ketika pintu itu menutup di belakang m

ber - Varde Sky Fortress –

yang memantulkan cahaya matahari. Jembatan-jembatan melayang menghubungkan berbagai platform melingkar, menciptakan jejaring arsitektur yang menakjubkan. Di

atusan skyship yang berlalu-lalang di luar ruangan menembus dinding-dinding tebal chamb

soknya yang biasanya tegap. Jemarinya yang panjang memainkan Lumina Core di pergelangan tangannya dengan gerakan

iru es memancarkan ketajaman yang mampu menembus kegelapan paling pekat sekalipun. Setiap lekuk tu

a dengannya? Ini me

meredup, seolah merespons keraguan yang mengger

. Apakah itu cube yang

dimiliki mereka yang telah menghadapi badai berkali-kali. Namun, a

h berubah, tapi..." Ia berhenti sejenak, seo

gar bisikan itu.

enak, keraguan

gar bisikan itu.

r dengan hati-hati. Pandangannya beralih ke rune-run

cara... dia tampak bia

terdiam. Ia menyentuh Lumina Core-nya, s

isikan yang terasa seperti pikiran s

nya kemba

keras, Lysander. Seper

uangan. Lysander merasa

bahkan belum

apnya tajam, suara

ungkin waktuny

tegak, ekspresi

. Chimia sudah dikirim untuk mencari reruntuhan d

sejenak, m

an itu semakin keras, kamu harus mengh

ya dengan tegas, suar

egitu, Grandmaster, t

Luna memudar, meninggalkan Lysand

ll -> Depan Grand

gas, seperti biasa, setiap katanya sepert

unggumu di luar. Dia akan meng

menyingkirkan rasa berat y

n, hampir tenggelam oleh keheningan

depan, dan pandangannya terpaku pada cakrawala. Tidak ada tanda-tanda kesantaian dari sikapnya, tidak ada ruang untuk kelengahan. Rambut hitamnya tergerai halus, ko

detak jantung kedua yang berirama dengan tubuhnya sendiri. Bisikan samar mengalir dalam diam, tidak berbentuk kata, hanya gelombang-

uh otoritas. Ia menyodorkan dua benda ya

uaranya seperti udara di

ang baru... dan k

empurna. Teksturnya halus, hampir licin, jauh berbeda dari Core lamanya yang penuh goresan-goresan yang ia kumpulkan dari medan pertempuran. Sebuah hologram muncul

a senja, menampilkan hologram wajahnya sendiri yang berputar pelan. Mata digital itu menatapnya kemba

dentitas," suara Luna memecah pikirannya.

engangguk

ggup menatap Luna, ada sesuatu dalam cara wanita itu berdiri-tegak, kokoh, seperti tembo

una menatapnya langsung, matanya

merintahkan penyelidikan B

inya mengalir melalui tubuhnya, panas dan hidup, seperti bagian dari dirinya sendiri. Tapi perintah tetaplah

diambil. Bisikan-bisikan itu lenyap, meninggalkan keheningan yang terlalu mengganggu. Dunia teras

u di tangannya, alis

tidak ber

ya benda hitam mati, kosong, tanpa jejak energi yang tadi mengalir melalui tubuhnya. Itu b

n nada bingung, tangannya terulur setengah, seo

it dibaca. Setelah beberapa saat yang terasa seperti

tu hanya mere

elah memilihnya, atau mungkin ia telah terikat dengan Cube itu dal

sekarang?" tanyanya pelan, suarany

auranya dingin dan mengin

mahmu-belajar, berlatih, temukan tempatmu di sini." Suaranya

anpa izin dari para Grandmaster. Itu terlalu ber

iminta-jeritan, wajah-wajah yang hilang, dan pertempuran yang tak pernah selesai. Ia

ku men

dalam diam, langkahnya berat, pikirannya penuh dengan pertanyaan. Apakah ini rumahnya sekarang? Atau hanya penjara

disebut rumah. Ada benda-benda yang tidak ia kenal-Magisterial Console, layar-layar hologram, dan teknologi lain y

ikannya, hubungi saja aku ata

pelan. "Tidak. Te

ngnya, meninggalkan Drifter sendirian di tengah ruangan yang terasa terlalu besar dan te

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY