img Evocaier Chronicle  /  Bab 8 Chapter 8. Unexpected Visit | 88.89%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca

Bab 8 Chapter 8. Unexpected Visit

Jumlah Kata:3285    |    Dirilis Pada: 28/12/2024

emy - Pagi - Tahun:

terdengar suara magis yang mengisi udara saat para siswa melatih ilmu sihir mereka. Namun hari ini ada yang berbeda-energi yang t

yang keemasan berkilau di bawah sinar matahari pagi, wajahnya

mengamati para siswa di sekitarnya, ra

pada rama

m memindai kerumunan dengan rasa khawatir yang semakin tumbuh. Ia

rbicara dengan suara

ngan ga te

munan. Para siswa mulai membentuk jalan, membuka ruang. Friedrich menatap dengan cemas, d

namun penuh wibawa. Rambut merah burgundinya tergerai panjang, menari-nari tertiup angin,

endahkan suar

Kok dia ga bilang-b

lihkan pandangannya dari Mina, sua

i Fred, ngapain b

tegak, ekspresinya berubah menjadi penuh rasa horm

hormat, tapi masih ada

ormatan bisa melihatmu di ak

n, menghentikan kata-kata Friedr

Friedrich. Saya tidak d

. Di ujung halaman, Drifter berdiri sendiri, matanya tertuju pada wanita yang semakin mendekat. Melihatnya menghidupkan p

atanya tak bisa lepas darinya, mengamati setiap detail, dan ia merasa seol

ak satu hari pun lebih tua sejak

nya. Dia berdiri di sana, begitu tenang, seperti tak tersentuh waktu. Rasanya seperti ada yang menenangk

adanya berdebar, antara rasa nostalgia dan kecemasan yang menggerogoti dirinya.

ra lembut namun tajam, mem

itu

kati Drifter. Drifter merasa dadanya sesak, terhimpit perasaan yang datang b

da Friedrich, senyu

dia kan, Drifter y

Mina dan Drifter, kerag

Grandm

ergerak, melangkah maju dengan pelan, sepatu botnya berbunyi pelan di atas batuan. Sudah beraba

ang lebih lembut, hampir seperti terhibu

sanya aku m

ernyataan. Sebuah kepastian. Drifter terdiam, mulutnya terasa kering, dan untuk sesaat ia tak tah

kspresinya berubah. Matanya menyempit sedikit,

yang semakin lembut, seperti berbicar

a mereka, kan? Jaden...

ang, kata-katanya terasa be

u ingat s

jamnya seperti pisau, menyebarkan gelombang kenangan yang coba ia kubur.

erdengar, terkejut dengan

ka anda masih ing

hangatkan wajahnya. Namun, segera senyum itu memud

bih banyak daripada

ubah menjadi

ang ke sini untuk m

gitu nyata di udara. Mina berbalik dari Drifter, matanya kini tertuju pada

an nada tajam, matanya menyemp

n melihat

nang kini terlihat sedikit

itu ada di Re

er mengikuti di belakang Mina, pikirannya dipenuhi ketegangan. Cara Mina menatapnya-intens

yang hampir magis di dalam ruangan. Mina melangkah masuk terlebih dahulu, gerakannya pe

n magis yang rumit. Cahaya samar yang dipancarkannya menciptakan bayang

Jari-jarinya bergerak tak sabar, meski ia tidak menyentuhnya. Fr

engan ragu, meskipun

i tiba. Tapi... Grandmaster, bolehkah saya bertan

erfokus pada Cube itu. Setelah beberapa saat, ia berbicara, suarany

bicara pelan, hampi

harusnya tidak

yang kelam. Drifter merasakan perutnya terjepit, ketakutan yang selalu ia r

tajam ke Friedrich, suara

engirim veteran dari Varde untuk membantu.

Friedrich

Grandm

inya. Lalu tiba-tiba, perhatian Mina beralih ke Drifter. Senyum tipis kembali tersunggi

dengan nada yang lebih men

elum aku

intensitas yang tak bisa disangkal. Drifter meras

ih lebar, dan ada tantangan y

u yang ingi

n kening sedikit,

es

yang berbahaya, yang penuh rasa ingin tahu. Ia memutar tub

ildebrand berbicara ringan,

at seberapa hebat peju

rifter mendesah pelan di dalam hati, rasa tak terhindarkan mengu

ah pasrah namun tetap tegas, seperti s

anda inginkan

ebar, dan antisipasi yang ad

an suara penuh seman

jangan buang

demy – Arena Duel – Siang

gah arena: Grandmaster Mina Hildebrand dan Drifter, Pejuang Misterius dari Masa Lalu. Matahari berada di puncaknya, menebarkan bayangan tajam di pasir yang retak di bawahnya, panasnya be

gkuk mendekat kepada Lorcan Grind

ng semakin lebar, menyi

mu siapa yang

a diri. Dia memandangi dua petarung di arena deng

nah melihat Grandmaster Mina bertarung. Mungkin d

n tangannya, matanya bergerak cepat antara Lorcan dan Sloa

sama Lorcan. Drifte

an kepala disertai tat

udah bertarung lama-pengalamannya udh rat

s, senyum angkuh d

kalian berdua traktir a

samaan tersenyum, me

ke

postur tubuhnya sempurna, matanya terkunci pada Drifter. Dia merenggangkan pergelangan tangannya dengan santai, rambut burgundy

elubungi tubuhnya berkilauan, tanda kekuatan tersembunyi yang ada di dalamnya. Exaltare, pedang k

a, muncul di sudut bibir Mina, dan suaranya

ilau, suara tegas

gin melihat seberapa

ranya tenang

Grand

sebuah kenangan yang jauh, namun jelas. Dulu, saat Drifter masih di Mage Association, Mina adalah seorang jenius. Bahkan pada

bang di Kerajaan Elysium, penguasaannya terhadap elemen-elemen tak tertandingi. Namun, kini, berdiri di hadapann

r dari Quartz Sorcery muncul di ujung jari-jarinya. Fragmen-fragmen quartz muncul dari tanah, masing-masing mewakili elemen

tar, pedangnya memotong ap

lai den

snya menyentuh kulit, tapi Mina sudah mengendalikan angin, memanfaatkan Wind Quartz untuk m

tap stabil, tanganny

de S

rapat. Api dan angin menghantam pedang-pedang itu, masing-masing memotong dengan kekuatan yang bruta

uma pemanasan

gan intensitas yang luar biasa. Pedangnya meluncur melalui

elombang kejut yang mengguncang udara, membuat perisai itu hancur berkeping-keping. Sebelum debu mereda, Mina bergerak lagi. Dengan gerakan cepat dan lincah, ia memanggil Wächterfe

aksikan Guardian itu menjulang di atas medan pertempu

.. dia memang

menyikut Reine, senyumny

kalah lah s

am sekejap. Drifter tak gentar. Ia mengangkat tangannya, melepaskan serangan Exalt Bolt, masing-masing adalah tembakan energi biru yang me

ian, mencari celah di armor tebalnya. Tapi Guardian itu teta

akan tangannya, ia memanipulasi medan tempur menggunakan Erdformer, memutar tanah menjadi labirin

ancurkan labirin dalam sekejap, meluluhlantakkan dinding-dinding batu hingga serpihannya beterbangan. Di balik reruntuhan,

s dan petir menciptakan reaksi berantai yang menyetrum tubuhnya. Kilatan energi menembus pelindung Evocyte alaminya, membuatnya t

rangan mematikan. Namun, suara dentuman energi biru memecah udara. Dari balik debu yang mengepul, Sigil Exalt

na memanggil kembali Wächterfels, yang berdiri kokoh sebagai perisai, ditambah oleh Kristal-kristal be

asan pedangnya yang menghancurkan pertahanan dengan presisi brutal. Setiap pukulan membuat guardian

ekejap, tubuhnya menghilang dalam cahaya teleportasi Exalt Shift, muncul tepat di hadapan Mina. Pedangnya terang

engan kekuatan luar biasa. Dampaknya mengguncang seluruh medan pertempuran, namun puluhan pedang melayang sudah muncul di belakang Mina, dan dengan perintah cepat, mereka meluncur menuju dirinya. P

Drifter bertemu dengan suara retakan yang memekakkan telinga. Kedua Evocyte Barrier hancu

itu kuat, seakan membanjiri setiap sudut. Pertunjukan yang baru saja terja

arena seperti ombak besar. Pertunjukan itu benar-benar memukau

asi kembali ke kondisi semula, rua

m-rasa hormat. Ia mengusap keringat di dahinya dengan cepat, lalu merapikan jasnya ya

ggak nyangka

dan pedangnya, suaranya te

yang saya inga

tegangan akhirnya pecah. Di tepi arena,

tertawa

menang... Bayar s

ersenyum nakal, rasa percaya d

ah. Lagian aku gak ma

alis, senyum jahat

aknya dia lapar. Bisa-bis

ngguk, suar

jangan maksa traktir

matanya berkilau d

k cus, Dah

s, kehadirannya terasa seperti kekuatan yang tak tergoyahkan. Duel Grounds kin

bobot. "Pertandingan yang hebat, Drifter. Suda

ter, meneliti sinar yan

ngangguk, suaranya

dmaster. Pertanding

t, suaranya pelan nam

mu masih dengar bisi

Wajah Drifter menjadi gelap, bayangan melintas di wajahnya. Dia menggeleng

ak l

k terucapkan mengalir di udara. Mina menatapnya lama, mata

but namun tegas, a

ebih baik

keluar, mantelnya mengalir di belakangnya. Suara

a menyempit, tak fokus. Sejenak, keheningan menyelimuti di antara me

ikirannya, bisikan dari masa lalu yang terkubur dalam reruntuhan Elysium. Rahangnya mengeras, d

a kembali tegak, memaksa pikira

ta mungkin membutuhkan

ektasi, perintah yang dibalut

m di tengah Arena. Arena menjadi aneh sunyi di sekitarnya, kosong, tempat gemuruh pertempuran yang dulu menggelegar

hilang, kini mencakar-cakar lagi di tepi-tepi pikirannya. Namun, ia tetap berusaha mengalihkan fokus

mar, obrolan ringan tentang makanan yang perlahan menghilang, tak lagi penting. Drif

yang telah lama hilang, tawa yang kini hening, memenuhi kekoso

ia coba sembunyikan. Dia menutup matanya sejenak, menggenggam erat tangan. Ketika matanya kem

Unduh aplikasi
icon APP STORE
icon GOOGLE PLAY