emy - Pagi - Tahun:
terdengar suara magis yang mengisi udara saat para siswa melatih ilmu sihir mereka. Namun hari ini ada yang berbeda-energi yang t
yang keemasan berkilau di bawah sinar matahari pagi, wajahnya
mengamati para siswa di sekitarnya, ra
pada rama
m memindai kerumunan dengan rasa khawatir yang semakin tumbuh. Ia
rbicara dengan suara
ngan ga te
munan. Para siswa mulai membentuk jalan, membuka ruang. Friedrich menatap dengan cemas, d
namun penuh wibawa. Rambut merah burgundinya tergerai panjang, menari-nari tertiup angin,
endahkan suar
Kok dia ga bilang-b
lihkan pandangannya dari Mina, sua
i Fred, ngapain b
tegak, ekspresinya berubah menjadi penuh rasa horm
hormat, tapi masih ada
ormatan bisa melihatmu di ak
n, menghentikan kata-kata Friedr
Friedrich. Saya tidak d
. Di ujung halaman, Drifter berdiri sendiri, matanya tertuju pada wanita yang semakin mendekat. Melihatnya menghidupkan p
atanya tak bisa lepas darinya, mengamati setiap detail, dan ia merasa seol
ak satu hari pun lebih tua sejak
nya. Dia berdiri di sana, begitu tenang, seperti tak tersentuh waktu. Rasanya seperti ada yang menenangk
adanya berdebar, antara rasa nostalgia dan kecemasan yang menggerogoti dirinya.
ra lembut namun tajam, mem
itu
kati Drifter. Drifter merasa dadanya sesak, terhimpit perasaan yang datang b
da Friedrich, senyu
dia kan, Drifter y
Mina dan Drifter, kerag
Grandm
ergerak, melangkah maju dengan pelan, sepatu botnya berbunyi pelan di atas batuan. Sudah beraba
ang lebih lembut, hampir seperti terhibu
sanya aku m
ernyataan. Sebuah kepastian. Drifter terdiam, mulutnya terasa kering, dan untuk sesaat ia tak tah
kspresinya berubah. Matanya menyempit sedikit,
yang semakin lembut, seperti berbicar
a mereka, kan? Jaden...
ang, kata-katanya terasa be
u ingat s
jamnya seperti pisau, menyebarkan gelombang kenangan yang coba ia kubur.
erdengar, terkejut dengan
ka anda masih ing
hangatkan wajahnya. Namun, segera senyum itu memud
bih banyak daripada
ubah menjadi
ang ke sini untuk m
gitu nyata di udara. Mina berbalik dari Drifter, matanya kini tertuju pada
an nada tajam, matanya menyemp
n melihat
nang kini terlihat sedikit
itu ada di Re
er mengikuti di belakang Mina, pikirannya dipenuhi ketegangan. Cara Mina menatapnya-intens
yang hampir magis di dalam ruangan. Mina melangkah masuk terlebih dahulu, gerakannya pe
n magis yang rumit. Cahaya samar yang dipancarkannya menciptakan bayang
Jari-jarinya bergerak tak sabar, meski ia tidak menyentuhnya. Fr
engan ragu, meskipun
i tiba. Tapi... Grandmaster, bolehkah saya bertan
erfokus pada Cube itu. Setelah beberapa saat, ia berbicara, suarany
bicara pelan, hampi
harusnya tidak
yang kelam. Drifter merasakan perutnya terjepit, ketakutan yang selalu ia r
tajam ke Friedrich, suara
engirim veteran dari Varde untuk membantu.
Friedrich
Grandm
inya. Lalu tiba-tiba, perhatian Mina beralih ke Drifter. Senyum tipis kembali tersunggi
dengan nada yang lebih men
elum aku
intensitas yang tak bisa disangkal. Drifter meras
ih lebar, dan ada tantangan y
u yang ingi
n kening sedikit,
es
yang berbahaya, yang penuh rasa ingin tahu. Ia memutar tub
ildebrand berbicara ringan,
at seberapa hebat peju
rifter mendesah pelan di dalam hati, rasa tak terhindarkan mengu
ah pasrah namun tetap tegas, seperti s
anda inginkan
ebar, dan antisipasi yang ad
an suara penuh seman
jangan buang
demy – Arena Duel – Siang
gah arena: Grandmaster Mina Hildebrand dan Drifter, Pejuang Misterius dari Masa Lalu. Matahari berada di puncaknya, menebarkan bayangan tajam di pasir yang retak di bawahnya, panasnya be
gkuk mendekat kepada Lorcan Grind
ng semakin lebar, menyi
mu siapa yang
a diri. Dia memandangi dua petarung di arena deng
nah melihat Grandmaster Mina bertarung. Mungkin d
n tangannya, matanya bergerak cepat antara Lorcan dan Sloa
sama Lorcan. Drifte
an kepala disertai tat
udah bertarung lama-pengalamannya udh rat
s, senyum angkuh d
kalian berdua traktir a
samaan tersenyum, me
ke
postur tubuhnya sempurna, matanya terkunci pada Drifter. Dia merenggangkan pergelangan tangannya dengan santai, rambut burgundy
elubungi tubuhnya berkilauan, tanda kekuatan tersembunyi yang ada di dalamnya. Exaltare, pedang k
a, muncul di sudut bibir Mina, dan suaranya
ilau, suara tegas
gin melihat seberapa
ranya tenang
Grand
sebuah kenangan yang jauh, namun jelas. Dulu, saat Drifter masih di Mage Association, Mina adalah seorang jenius. Bahkan pada
bang di Kerajaan Elysium, penguasaannya terhadap elemen-elemen tak tertandingi. Namun, kini, berdiri di hadapann
r dari Quartz Sorcery muncul di ujung jari-jarinya. Fragmen-fragmen quartz muncul dari tanah, masing-masing mewakili elemen
tar, pedangnya memotong ap
lai den
snya menyentuh kulit, tapi Mina sudah mengendalikan angin, memanfaatkan Wind Quartz untuk m
tap stabil, tanganny
de S
rapat. Api dan angin menghantam pedang-pedang itu, masing-masing memotong dengan kekuatan yang bruta
uma pemanasan
gan intensitas yang luar biasa. Pedangnya meluncur melalui
elombang kejut yang mengguncang udara, membuat perisai itu hancur berkeping-keping. Sebelum debu mereda, Mina bergerak lagi. Dengan gerakan cepat dan lincah, ia memanggil Wächterfe
aksikan Guardian itu menjulang di atas medan pertempu
.. dia memang
menyikut Reine, senyumny
kalah lah s
am sekejap. Drifter tak gentar. Ia mengangkat tangannya, melepaskan serangan Exalt Bolt, masing-masing adalah tembakan energi biru yang me
ian, mencari celah di armor tebalnya. Tapi Guardian itu teta
akan tangannya, ia memanipulasi medan tempur menggunakan Erdformer, memutar tanah menjadi labirin
ancurkan labirin dalam sekejap, meluluhlantakkan dinding-dinding batu hingga serpihannya beterbangan. Di balik reruntuhan,
s dan petir menciptakan reaksi berantai yang menyetrum tubuhnya. Kilatan energi menembus pelindung Evocyte alaminya, membuatnya trangan mematikan. Namun, suara dentuman energi biru memecah udara. Dari balik debu yang mengepul, Sigil Exalt
na memanggil kembali Wächterfels, yang berdiri kokoh sebagai perisai, ditambah oleh Kristal-kristal be
asan pedangnya yang menghancurkan pertahanan dengan presisi brutal. Setiap pukulan membuat guardian
ekejap, tubuhnya menghilang dalam cahaya teleportasi Exalt Shift, muncul tepat di hadapan Mina. Pedangnya terang
engan kekuatan luar biasa. Dampaknya mengguncang seluruh medan pertempuran, namun puluhan pedang melayang sudah muncul di belakang Mina, dan dengan perintah cepat, mereka meluncur menuju dirinya. P
Drifter bertemu dengan suara retakan yang memekakkan telinga. Kedua Evocyte Barrier hancu
itu kuat, seakan membanjiri setiap sudut. Pertunjukan yang baru saja terja
arena seperti ombak besar. Pertunjukan itu benar-benar memukau
asi kembali ke kondisi semula, rua
m-rasa hormat. Ia mengusap keringat di dahinya dengan cepat, lalu merapikan jasnya ya
ggak nyangka
dan pedangnya, suaranya te
yang saya inga
tegangan akhirnya pecah. Di tepi arena,
tertawa
menang... Bayar s
ersenyum nakal, rasa percaya d
ah. Lagian aku gak ma
alis, senyum jahat
aknya dia lapar. Bisa-bis
ngguk, suar
jangan maksa traktir
matanya berkilau d
k cus, Dah
s, kehadirannya terasa seperti kekuatan yang tak tergoyahkan. Duel Grounds kin
bobot. "Pertandingan yang hebat, Drifter. Suda
ter, meneliti sinar yan
ngangguk, suaranya
dmaster. Pertanding
t, suaranya pelan nam
mu masih dengar bisi
Wajah Drifter menjadi gelap, bayangan melintas di wajahnya. Dia menggeleng
ak l
k terucapkan mengalir di udara. Mina menatapnya lama, mata
but namun tegas, a
ebih baik
keluar, mantelnya mengalir di belakangnya. Suara
a menyempit, tak fokus. Sejenak, keheningan menyelimuti di antara me
ikirannya, bisikan dari masa lalu yang terkubur dalam reruntuhan Elysium. Rahangnya mengeras, d
a kembali tegak, memaksa pikira
ta mungkin membutuhkan
ektasi, perintah yang dibalut
m di tengah Arena. Arena menjadi aneh sunyi di sekitarnya, kosong, tempat gemuruh pertempuran yang dulu menggelegar
hilang, kini mencakar-cakar lagi di tepi-tepi pikirannya. Namun, ia tetap berusaha mengalihkan fokus
mar, obrolan ringan tentang makanan yang perlahan menghilang, tak lagi penting. Drif
yang telah lama hilang, tawa yang kini hening, memenuhi kekoso
ia coba sembunyikan. Dia menutup matanya sejenak, menggenggam erat tangan. Ketika matanya kem