img Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati  /  Bab 14 Peluncuran Produk  | 1.06%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Bab 14 Peluncuran Produk
Jumlah Kata:700    |    Dirilis Pada:18/11/2021

Keesokan harinya, Dewi mengenakan gaun malam yang disiapkan Kirani untuknya. Itu adalah gaun berwarna merah anggur dengan gaya off-shoulder yang memperlihatkan bahunya. Menatap dirinya di cermin, Dewi berpikir dia tampak seksi namun tetap tampil elegan dan sedikit dingin. Gaun itu menonjolkan figur tubuhnya dengan sempurna.

Saat Dewi berjalan keluar dari kamar pas, rahang Kirani ternganga lebar.

Setiap gerakan yang dilakukan oleh Dewi terlihat sangat mencolok karena lekukan dari gaun itu. Rambut Dewi sekarang digulung menjadi sanggul, dengan dua sulur rambut yang membingkai wajahnya, membuatnya terlihat agak santai. Temannya tampak sangat menawan sehingga Kirani tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.

Selain itu, Dewi dilahirkan dengan temperamen yang dingin, yang membuat orang merasa bahwa dia tidak bisa didekati.

"Astaga... Dewi, kamu sungguh terlihat cantik mengenakan gaun ini!" Kirani tercengang dan hampir tidak bisa berkata-kata.

Jika Dewi mengenakan gaun ini ke pesta, semua pria pasti akan terpesona padanya dan semua wanita akan merasa cemburu!

Peluncuran produk yang dilakukan oleh Grup Hadi digelar di atas kapal pesiar bernama Sang Samudra. Kapal pesiar raksasa yang bisa mengangkut ribuan orang itu berlabuh di tepi pantai di sebelah timur Kota Yoya.

Kapal pesiar mewah bernilai triliunan rupiah ini menjadi pilihan pertama untuk tempat berbagai pesta perusahaan besar.

Begitu Dewi menginjakkan kaki di kapal itu, para playboy tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.

Tapi dia bersikap tidak peduli terhadap tatapan yang diberikan oleh mereka. Gaun berwarna merah anggur membuatnya tampak dingin, mulia, dan terutama memberikan kesan tidak dapat untuk didekati.

Di sisi lain, Kirani sangat ingin berbicara dengan para lelaki lajang di sana. Dia segera meninggalkan Dewi sendirian ketika mereka sudah naik ke atas kapal.

Merasa begitu bosan, Dewi mencari area pojok untuk beristirahat di sana.

Namun, tepat ketika dia berpikir dia bisa mengambil napas, ada orang asing yang datang menyerahkan segelas anggur padanya. "Mau minum bersama denganku, Nona?"

Seorang pria yang mengenakan setelan biru tua berdiri di hadapan Dewi, menilai penampilan Dewi dengan matanya.

Pria ini tampak seperti orang kaya. Semua yang dia kenakan adalah barang-barang dari desainer kondang. Tetapi matanya, memperlihatkan semacam kesombongan yang datang bersama dengan uang yang dia miliki itu.

Pria lain tampak patah semangat ketika mereka melihat bahwa pria itu tertarik pada Dewi.

"Sial! Wanita itu telah menarik perhatian Lutfi. Kita sama sekali tidak punya peluang."

"Betul. Lutfi memang seorang playboy, tetapi keluarganya kaya raya. Aku ragu ada wanita yang bisa menolaknya."

Dewi bisa mendengar diskusi yang berlangsung di dekatnya dan mengangkat alisnya dengan cuek. "Enyah."

Lutfi Kornelis hampir tersedak anggurnya saat mendengar ucapan Dewi. Dia tidak menyangka Dewi akan menolak ajakannya. Senyum yang semula ada di wajahnya berubah menjadi ekspresi cemberut.

"Apa yang baru saja kamu ucapkan kepadaku? Apakah kamu tidak tahu aku ini siapa?"

Dewi mendengus. "Yang aku tahu hanyalah bahwa anjing yang menggonggong hebat biasanya tidak bisa menggigit."

Lutfi menarik napas dalam-dalam dan dengan cepat memaksakan untuk memberikan sebuah senyuman. Dia berpikir bahwa, selama dia memamerkan kekayaannya, dia pasti bisa memenangkan wanita ini. "Tunggu dulu. Jangan langsung berkata tidak kepadaku. Aku selalu murah hati kepada wanitaku, jika kamu tahu apa yang aku maksudkan. Jangan sombong."

Ada sedikit nada mengancam di kalimat terakhir itu. Kemudian, dia sekali lagi mengulurkan gelas itu kepada Dewi.

Sambil tersenyum tipis, Dewi menyipitkan matanya ke arahnya dan mengambil gelas itu.

Lutfi mengira Dewi telah mengambil umpan. Saat senyumnya perlahan berubah menjadi puas, Dewi mengulurkan tangan dan mengarahkan gelas itu ke atas kepalanya. Dia kemudian menuangkan anggur merah ke seluruh rambut dan pakaian Lutfi.

Rambutnya yang telah disisir dengan hati-hati langsung hancur, dan setelan mahalnya ternoda merah karena anggur itu. Lutfi sekarang tampak jauh dari kata elegan.

Semua orang tersentak kaget menyaksikan ini.

Grup Kornelis adalah salah satu dari sepuluh perusahaan teratas yang ada di Kota Yoya. Kekayaan dan status yang dimiliki oleh Lutfi sangat menakjubkan. Namun, ada wanita yang tidak diketahui identtasnya menolak tawarannya dan bahkan memiliki keberanian yang cukup untuk menuangkan anggur ke atas kepalanya.

"Apa-apaan! Beraninya kamu?!"

Lutfi sangat marah sehingga dia mengangkat tangannya untuk menampar Dewi. Namun, sebelum tangannya bisa berayun, pergelangan tangannya ditangkap dan dicengkeram erat.

Mata Dewi sedikit melebar ketika dia melihat siapa yang telah membantunya.

Lutfi berbalik untuk mengutuk siapa pun yang menghentikannya, tetapi ketika dia melihat siapa pria yang telah memegang pergelangan tangannya, semua warna terkuras dari wajahnya.

"Tuan... T-Tuan Hadi!"

Sebelumnya              Selanjutnya
img
Konten
Bab 1 Perjanjian Perceraian Bab 2 Tangkap Wanita Itu Bab 3 Memamerkan Cinta Mereka Bab 4 Kamu Tidak Mampu untuk Membelinya Bab 5 Tidak Pantas Untuk Memasuki Mal Ini Bab 6 Berikan Aku Informasi Tentang Wanita Itu Bab 7 Memberimu Pelajaran Bab 8 Aku Tidak Ingin Menjadi Kotor Bab 9 Menabrak Kusuma Bab 10 Keributan Bab 11 Permintaan Maaf Bab 12 Bicarakan Ini Secara Langsung Bab 13 Merasa Ragu Untuk Bercerai Bab 14 Peluncuran Produk Bab 15 Merayu Pria Kaya Bab 16 Terjatuh Bersama Bab 17 Satu Triliun Rupiah Bab 18 Video
Bab 19 Ke New York
Bab 20 Apakah Dia Bertemu Lawan Sepadan
Bab 21 Kusuma Menggoda Dewi
Bab 22 Kusuma Tahu Kebenarannya
Bab 23 Pindah Rumah
Bab 24 Diantar Ke Universitas
Bab 25 Bukan Seorang Pria
Bab 26 Kakak
Bab 27 Markas Besar Grup Hadi
Bab 28 Saya Ingin Anda Mencicipinya
Bab 29 Hangus
Bab 30 Kado untuk Kusuma
Bab 31 Siapa yang Menindas Pacarku
Bab 32 Tomboi Apa-apaan Ini
Bab 33 Aku Ingin Meminta Maaf Kepadamu
Bab 34 Sebuah Pertarungan
Bab 35 Dia Layak Mendapatkannya
Bab 36 Jiwa Pemberontak
Bab 37 Menjauh Dari Kusuma, Sang Dosen
Bab 38 Sayangku
Bab 39 Hukuman
Bab 40 Di Kuburan
Bab 41 Aku Pria yang Sudah Menikah
Bab 42 Dia Sangat Tampan
Bab 43 Aku adalah Suamimu
Bab 44 Kelas Menari
Bab 45 Kelas Bahasa Inggris
Bab 46 Pelajaran Bahasa Inggris
Bab 47 Kamu Menang
Bab 48 Kembali Dari Singapura
Bab 49 Sakit Kepala
Bab 50 Kebenaran Telah Terungkap
Bab 51 Tidak Tahu Malu
Bab 52 Pencium yang Baik
Bab 53 Mereka Bersama-sama Menipuku
Bab 54 Sebuah Konfik
Bab 55 Tidak Ada yang Boleh Keluar
Bab 56 Berlutut Dan Minta Maaf
Bab 57 Kamu Tidak Perlu Melakukan Apapun Selain Menghitung Uang
Bab 58 Seorang Pria Yang Picik
Bab 59 Apa Kamu Tinggal Dengan Seorang Pria
Bab 60 Sungguh Kejutan yang Hebat!
Bab 61 Pengertian dan Kartu VIP
Bab 62 Kamu Bernilai Sepuluh Triliun
Bab 63 Lepaskan Sepatumu
Bab 64 Aku Sudah Menikah
Bab 65 Tertangkap Basah
Bab 66 Tenangkan Suamimu
Bab 67 Di Bioskop
Bab 68 Hati yang Patah
Bab 69 Datang Untuknya
Bab 70 Hancurkan Toko Sialan Ini
Bab 71 Pria yang Tidak Fleksibel
Bab 72 Kamu Berani Menyebut Kusuma Hadi
Bab 73 Menikahi Galila
Bab 74 Lebih Sering Mengenakan Gaun
Bab 75 Ini Istriku
Bab 76 Berhati-hatilah Dengan Megan
Bab 77 Pertengkaran
Bab 78 Hadiah
Bab 79 Lakukan Apa Pun Untuk Kalian
Bab 80 Tiga Syarat
Bab 81 Berjalan Di Atas Landak Tanpa Alas Kaki
Bab 82 Memberi Tamparan Di Wajahnya
Bab 83 Tamparan
Bab 84 Maafkan Aku
Bab 85 Seorang Pria yang Tidak Bersalah
Bab 86 Bersikap Baiklah Pada Dirimu Sendiri
Bab 87 Terluka
Bab 88 Jatuh Cinta
Bab 89 Rayuan
Bab 90 Di Rumah Sakit
Bab 91 Hati-hati
Bab 92 Kusuma, Aku Menyukaimu
Bab 93 Aku Sudah Mendengar Apa yang Kamu Katakan
Bab 94 Ayo Pulang
Bab 95 Apa yang Hendak Kamu Beli
Bab 96 Beraninya Kamu
Bab 97 Kamu Tidak Membutuhkan Seorang Istri
Bab 98 Apakah Kamu Sedang Mencoba untuk Meminta Maaf
Bab 99 Biarkan Aku Menghangatkanmu
Bab 100 Istriku yang Keras Kepala
img
  /  14
img
img
img
img