img Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati  /  Bab 12 Bicarakan Ini Secara Langsung  | 0.91%
Unduh aplikasi
Riwayat Membaca
Bab 12 Bicarakan Ini Secara Langsung
Jumlah Kata:596    |    Dirilis Pada:18/11/2021

Saat Tengku dan Galila dibawa pergi, Burhan memerintahkan penjaga keamanan untuk membubarkan kerumunan.

Dewi dan Kirani hendak berjalan pergi ketika seorang pria tinggi tiba-tiba menghalangi jalan mereka.

Dewi mengangkat kepalanya dan melihat bahwa pria itu adalah Kusuma.

Tatapan mata pria itu yang dingin sepertinya menembus dirinya.

Ketika mata mereka bertemu, suasana berubah menjadi sedikit canggung.

Melihat ketegangan di antara keduanya, Kirani, Burhan, dan yang lainnya di sekitarnya tidak berani mengeluarkan suara.

Dewi menatap Kusuma dengan tatapan tidak senang. Kusuma baru saja membantunya. Apa yang diinginkan pria ini darinya sekarang?

"Eh... Ada apa?" Dewi mencoba bertanya dengan santai.

"Apakah kamu sedang berpura-pura tidak mengingatku?" Kusuma memandangnya dari atas ke bawah dan mengerutkan kening. "Aku tidak menyangka kamu akan... begitu pelupa dan terbuka."

Dewi memiringkan kepalanya ke samping dengan bingung. Apa maksud dari ucapannya barusan?

Tepat ketika dia berusaha untuk memberikan tanggapan, Kusuma mencibir dan berbalik untuk pergi.

Dewi berteriak pada punggungnya yang perlahan menjauh, "Tuan Hadi, itu sama sekali bukan urusanmu!"

Ketika Kusuma berjalan ke depan Dewi barusan, Edi merasa sangat ketakutan hingga dirinya mulai berkeringat dingin. Tapi sekarang setelah Kusuma pergi, dia bergegas untuk mengikuti bosnya.

Setelah mengambil beberapa langkah, Edi berbalik dan membungkuk pada Dewi dua kali sambil memberikan tatapan memohon. Edi terlihat seperti dia hampir menangis.

Jika keadaan terus seperti ini, bagaimana dia bisa menyembunyikan identitas Dewi dari Kusuma?

Dia benar-benar celaka!

Setelah beberapa saat, Lincoln hitam berhenti di jalan masuk dan kedua pria itu masuk ke dalam mobil.

Memikirkan apa yang terjadi di kampus, Edi sempat merasa ragu sejenak sebelum akhirnya berkata, "Tuan Hadi, apa yang terjadi tadi bukan salah Dewi. Jelas, dua mahasiswa lain itu memiliki niat untuk menjebaknya. Bagaimanapun juga, Dewi adalah seorang gadis yang cantik. Wajar jika orang lain merasa iri padanya. Jika kita memikirkannya dari perspektif ini, maka kita bisa menyimpulkan bahwa dia mengalami masa sulit di perguruan tinggi. Bagaimana menurut Anda?"

Perceraian antara Dewi dan Kusuma masih belum benar-benar terjadi. Terlepas dari keraguan yang semula dia rasakan, Edi tidak bisa menahan diri untuk tidak berpihak pada Dewi. Setiap pria dengan mudah akan terpesona olehnya.

Edi sudah lama bekerja untuk Kusuma. Meskipun sekarang Kusuma dan Dewi tidak rukun, Edi tahu bahwa bosnya menyimpan perasaan khusus untuk Dewi.

'Jika mereka berdua benar-benar menjalin hubungan di masa depan, mungkin Tuan Hadi akan memaafkanku karena sudah berbohong padanya dengan Dewi, ' pikir Edi gelisah.

"'Cantik'?" Kusuma meliriknya dengan dingin. "Apa kamu perlu hari libur untuk memeriksakan matamu?"

Mulut Edi langsung terkatup rapat.

'Jelas bagi semua orang bahwa Dewi itu cantik! Anda yang membutuhkan pemeriksaan mata, Tuan Hadi!' Meskipun Edi berpikir begitu, dia tidak berani mengungkapkan apa yang ada di pikirannya.

"Oh, saya meminta maaf. Anda benar. Saya rasa saya tidak bisa melihatnya dengan baik." Edi menarik napas dalam-dalam dan buru-buru mengganti topik. "Ngomong-ngomong, Tuan Hadi, akan ada peluncuran produk besok malam. Anda berencana pergi dengan siapa?"

Kusuma tidak suka membuang waktu untuk hal-hal seperti ini. Bagaimanapun, di matanya semua wanita itu sama. Dia berpikir sejenak dan memilih satu orang wanita secara acak. "Cucu Tuan Malik." Jelas bahwa dia tidak ingat nama wanita yang dia pilih itu.

"Apa yang Anda maksud adalah Olga?" Edi memberikan pertanyaan dengan niat untuk membantu.

"Ya, dia."

"Baik, Tuan Hadi."

Begitu mobil dinyalakan, ponsel milik Kusuma berdering. Ada sebuah pesan teks masuk.

Kusuma membuka kunci ponselnya dan melihat pesan itu datang dari nomor yang tidak dikenal. "Halo, Tuan Hadi. Aku adalah istrimu, yang belum pernah kamu temui sebelumnya. Tolong luangkan satu menit dari jadwal Anda yang sibuk untuk menandatangani perjanjian perceraian. Terima kasih banyak!"

Setelah merenung selama beberapa detik, Kusuma membalas, "Mari kita bicarakan ini secara langsung besok."

Sebelumnya              Selanjutnya
img
Konten
Bab 1 Perjanjian Perceraian Bab 2 Tangkap Wanita Itu Bab 3 Memamerkan Cinta Mereka Bab 4 Kamu Tidak Mampu untuk Membelinya Bab 5 Tidak Pantas Untuk Memasuki Mal Ini Bab 6 Berikan Aku Informasi Tentang Wanita Itu Bab 7 Memberimu Pelajaran Bab 8 Aku Tidak Ingin Menjadi Kotor Bab 9 Menabrak Kusuma Bab 10 Keributan Bab 11 Permintaan Maaf Bab 12 Bicarakan Ini Secara Langsung Bab 13 Merasa Ragu Untuk Bercerai Bab 14 Peluncuran Produk Bab 15 Merayu Pria Kaya Bab 16 Terjatuh Bersama Bab 17 Satu Triliun Rupiah Bab 18 Video
Bab 19 Ke New York
Bab 20 Apakah Dia Bertemu Lawan Sepadan
Bab 21 Kusuma Menggoda Dewi
Bab 22 Kusuma Tahu Kebenarannya
Bab 23 Pindah Rumah
Bab 24 Diantar Ke Universitas
Bab 25 Bukan Seorang Pria
Bab 26 Kakak
Bab 27 Markas Besar Grup Hadi
Bab 28 Saya Ingin Anda Mencicipinya
Bab 29 Hangus
Bab 30 Kado untuk Kusuma
Bab 31 Siapa yang Menindas Pacarku
Bab 32 Tomboi Apa-apaan Ini
Bab 33 Aku Ingin Meminta Maaf Kepadamu
Bab 34 Sebuah Pertarungan
Bab 35 Dia Layak Mendapatkannya
Bab 36 Jiwa Pemberontak
Bab 37 Menjauh Dari Kusuma, Sang Dosen
Bab 38 Sayangku
Bab 39 Hukuman
Bab 40 Di Kuburan
Bab 41 Aku Pria yang Sudah Menikah
Bab 42 Dia Sangat Tampan
Bab 43 Aku adalah Suamimu
Bab 44 Kelas Menari
Bab 45 Kelas Bahasa Inggris
Bab 46 Pelajaran Bahasa Inggris
Bab 47 Kamu Menang
Bab 48 Kembali Dari Singapura
Bab 49 Sakit Kepala
Bab 50 Kebenaran Telah Terungkap
Bab 51 Tidak Tahu Malu
Bab 52 Pencium yang Baik
Bab 53 Mereka Bersama-sama Menipuku
Bab 54 Sebuah Konfik
Bab 55 Tidak Ada yang Boleh Keluar
Bab 56 Berlutut Dan Minta Maaf
Bab 57 Kamu Tidak Perlu Melakukan Apapun Selain Menghitung Uang
Bab 58 Seorang Pria Yang Picik
Bab 59 Apa Kamu Tinggal Dengan Seorang Pria
Bab 60 Sungguh Kejutan yang Hebat!
Bab 61 Pengertian dan Kartu VIP
Bab 62 Kamu Bernilai Sepuluh Triliun
Bab 63 Lepaskan Sepatumu
Bab 64 Aku Sudah Menikah
Bab 65 Tertangkap Basah
Bab 66 Tenangkan Suamimu
Bab 67 Di Bioskop
Bab 68 Hati yang Patah
Bab 69 Datang Untuknya
Bab 70 Hancurkan Toko Sialan Ini
Bab 71 Pria yang Tidak Fleksibel
Bab 72 Kamu Berani Menyebut Kusuma Hadi
Bab 73 Menikahi Galila
Bab 74 Lebih Sering Mengenakan Gaun
Bab 75 Ini Istriku
Bab 76 Berhati-hatilah Dengan Megan
Bab 77 Pertengkaran
Bab 78 Hadiah
Bab 79 Lakukan Apa Pun Untuk Kalian
Bab 80 Tiga Syarat
Bab 81 Berjalan Di Atas Landak Tanpa Alas Kaki
Bab 82 Memberi Tamparan Di Wajahnya
Bab 83 Tamparan
Bab 84 Maafkan Aku
Bab 85 Seorang Pria yang Tidak Bersalah
Bab 86 Bersikap Baiklah Pada Dirimu Sendiri
Bab 87 Terluka
Bab 88 Jatuh Cinta
Bab 89 Rayuan
Bab 90 Di Rumah Sakit
Bab 91 Hati-hati
Bab 92 Kusuma, Aku Menyukaimu
Bab 93 Aku Sudah Mendengar Apa yang Kamu Katakan
Bab 94 Ayo Pulang
Bab 95 Apa yang Hendak Kamu Beli
Bab 96 Beraninya Kamu
Bab 97 Kamu Tidak Membutuhkan Seorang Istri
Bab 98 Apakah Kamu Sedang Mencoba untuk Meminta Maaf
Bab 99 Biarkan Aku Menghangatkanmu
Bab 100 Istriku yang Keras Kepala
img
  /  14
img
img
img
img