/0/8156/coverbig.jpg?v=a4cd2dfd8c13a3483b780457eb6758ce)
Blurb: "Jangan-jangan kamu memang nggak mau hamil dan punya anak, Ki. Mengingat profesimu yang seorang biduan itu!" ketus Bu Intan mendelik tajam ke arah menantunya, Kinar. Kinar hanya mengembuskan napasnya perlahan. Mencoba lebih bersabar dengan umpatan dan makian yang dilontarkan ibu mertuanya. Mereka sudah kembali pulang ke rumah. Tapi, Bu Intan masih saja mengomeli Kinar dengan berbagai macam kata-kata yang tak enak didengar. Kinara Aprilia selalu dituduh mandul oleh keluarga suaminya terutama ibu mertuanya. Bukan tanpa alasan, lima tahun menikah ia tak kunjung mendapatkan dua garia merah. Saat suaminya berselingkuh dan menghamili perempuan lain, Kinar memutuskan untuk bercerai. Namun, hasratnya untuk membuktikan dirinya tidak mandul pun semakin menggebu. Mampukah Kinar membuktikan jika dirinya tidak mandul?
Mertua Nyinyir
'Akhirnya selesai juga,' gumam Kinar dalam hatinya. Ia memandang bangga hasil karyanya merangkai bunga-bunga segar untuk dipajang di ruang tamu.
Wanita itu meraih ponselnya dari balik saku apron bermotif bunga baby breath yang masih dikenakannya. Mengambil beberapa potret bunga itu dari berbagai sudut. Ada kebanggaan dan kesenangan tersendiri di hati Kinar saat melakukan kegiatan menyenangkan itu. Hanya cara itulah yang dapat membantunya mengusir rasa sepi karena belum dikaruniai buah hati meski sudah lima tahun menikah dengan suaminya.
Terdengar pintu di depan rumahnya diketuk dari luar. Kinar yang mendengarnya segera menyudahi aktivitasnya memandangi rangkaian bunga di dalam vas yang terbuat dari kaca itu. Ia beranjak menuju ke pintu untuk membukakan pintu.
"Kinar! Buka pintunya!" Terdengar sebuah suara yang sangat Kinar kenal dari arah luar. Ia sudah dapat menebak jika suara itu adalah ibu mertuanya.
Pintu pun terbuka, dan benar saja dugaannya. Bu Intan, ibu mertuanya sudah berdiri angkuh di belakang pintu dengan wajah masam dan tak sedap dipandang.
"Eh, ibu. Masuk dulu, Bu." Kinar menyunggingkan senyuman ramah seraya menyapa sang mertua.
"Lama banget sih, buka pintunya! Kamu ngapain aja! Nggak ngurus anak aja kamu sok repot gitu!" omel Bu Intan dengan memainkan bibirnya. Penampilannya sudah rapi dengan dandanan yang sangat 'wah'. Seperti hendak menghadiri acara penting. Mungkin acara dengan teman 'sok sialitanya', pikir Kinar.
"Maaf ya, Bu. Kinar lagi beres-beres rumah tadi. Yuk, masuk dulu, Bu," sahut Kinar lembut sambil terus memasang senyuman manisnya. Ia tak mau membalas omelan ibu mertuanya dengan kata-kata atau pun tindakan yang akan membuat Bu Intan tersinggung.
"Nggak usah. Cepat kamu ganti baju, kita pergi ke rumah teman Ibu. Menantunya baru saja melahirkan," ucapnya tanpa basa-basi lagi. Wajahnya yang sudah dipoles make up tebal itu selalu menunjukkan kesan tak ramah pada menantunya. Kinar tampak menghela napas berat.
"Iya bu. Tunggu sebentar. Ibu masuk dulu aja, ya. Kinar baru mengganti bunga di ruang tamu," ucap Kinar mengiringi langkahnya untuk mempersilakan Bu Intan duduk di sofa. Wanita itu tak urung melangkahkan kakinya masuk, meskipun matanya memancarkan rasa enggan dan malas berlama-lama di rumah menantunya.
"Tunggu, bu. Kinar ganti baju dulu."
Bu Intan hanya menganggukan kepalanya dengan mimik wajah tak suka.
Kinar beranjak menuju ke kamar untuk mengganti bajunya. Sebenarnya Kinar sangat malas jika harus ikut dengan Bu Intan mengunjungi wanita-wanita yang baru melahirkan. Bu Intan tidak akan berhenti menyinyiri Kinar yang sampai saat ini tak kunjung hamil. Padahal menantunya sudah menikah cukup lama dengan Arvin Devandra, putra sulungnya.
Bukan ingin Kinar pula untuk tak kunjung hamil. Wanita itu pun sangat menginginkan kehadiran buah hati dalam pernikahannya. Selama berumah tangga, awalnya Arvin memang tak pernah mempermasalahkan masalah keturunan. Kinar pun hanya menanggapi sebagai angin lalu setiap nyinyiran ibu mertuanya.
Akan tetapi, akhir-akhir ini nyinyiran mereka semakin menjadi. Ya, ibu mertua dan adik iparnya, Tasya. Kedua wanita itu selalu membenci Kinar. Bahkan suaminya yang semula menjadi tempatnya bersandar juga mulai menunjukkan gelagat aneh. Suka membesarkan masalah sepele dan selalu terpancing dengan nyinyiran ibunya.
Sesampainya di rumah teman Bu Intan. Mereka langsung disambut ramah oleh Bu Rima, teman akrab ibu mertuanya.
"Jeng Intan, ini menantunya ya. Istrinya si Arvin, 'kan. Cantik, ya," ucap teman Bu Intan memuji Kinar. Wanita itu hanya menanggapi pujian itu dengan seulas senyuman tipis.
"Cantik sih, tapi buat apa kalau nggak bisa hamil!" tukas Bu Intan telak. Bu Rima langsung terdiam dan memandang Kinar dengan tatapan tak enak karena pujiannya justru mendatangkan sindiran pedas yang terlontar dari mulut Bu Intan.
Tanpa banyak bicara lagi, mereka dituntun masuk ke dalam rumah yang besar dan cukup mewah itu. Maklum, suami Bu Rima merupakan seorang pengusaha sukses di kota kecil ini.
Mereka melangkah menuju ke ruang tamu. Bu Rima memerintahkan asisten rumah tangganya untuk memanggil menantunya. Wanita itu datang sambil menggendong bayi kecilnya dan duduk di antara mereka bertiga.
"Uluh, uluh, Lucunya ...," ucap Bu Intan semringah. "Cewek apa cowok ini?" tanya ibu mertuanya masih dengan senyum mengembang.
"Cewek, Bu," jawab Shela. Kinar sempat berkenalan terlebih dahulu dengannya tadi.
"Cantiknya," puji Ibu mertua Kinar seraya menggendong bayi yang masih merah itu. Baru berusia tiga hari.
"Kinar, coba kamu tanya promil apa sama Nak Shela ini. Biar cepat ngisi, Ibu juga mau cepat-cepat nimang cucu," celetuk Bu Intan seakan tak peduli perasaan menantunya. Hati Kinar mencelos. Ingin rasanya dia pergi saja dari tempat itu.
Beliau sangat tahu bagaimana gigihnya Kinar mencoba segala macam promil. Dari yang tradisional sampai modern. Semua cukup menguras emosinya juga menguji kesabaran Kinar dan suaminya. Entah sudah berapa stik test pack yang memberinya harapan palsu. Kala tidak mendapati tamu bulanan. Nihil. Tidak ada hasil. Di sana hanya tercetak satu strip, negatif!
Kinar menatap pedih bayi cantik dalam gendongan Bu Intan. Shela tampak menatap Kinar prihatin. Ia hanya memberi kode lewat ekor matanya agar Kinar lebih bersabar lagi untuk menghadapi tabiat mertuanya.
Kinar hanya membalas dengan anggukan kepala, samar.
"Atau jangan-jangan kamu sebenarnya ikut KB, Ki. Biar nggak hamil? Kamu 'kan biduan makanya nggak mau hamil! Takut body-mu melar, berubah setelah melahirkan! Benar, 'kan!" tuduh Bu Intan.
Kinar tersenyum kecut, bisa-bisanya mertuanya tanpa perasaan justru mengaitkan profesinya saat ini dengan dirinya yang tak kunjung hamil. Terlepas dari profesinya, Kinar pun ingin hamil dan melahirkan. Ingin menjadi sempurna sebagai wanita.
"Nggak, Bu. Kinar nggak pakai apa-apa. Ibu tahu sendiri gimana Kinar sering ikut program hamil, 'kan," bela Kinar, bibirnya gatal jika tidak menanggapi ucapannya. Semakin Kinar diam justru semakin dihina habis-habisan diri Kinar oleh mertuanya itu.
"Alaah! Tapi mana hasilnya? Jangan-jangan kamu itu MANDUL!" sentaknya, menekan intonasi pada akhir kalimatnya. Membuat bayi dalam dekapannya menangis terkejut dengan nada menyentak Bu Intan.
Shela langsung meraih bayi kecilnya kembali dalam dekapannya. Lalu berusaha menenangkan tangisnya.
"Sudah, Jeng. Lebih baik bahas yang happy-happy aja. Tuh, cucuku sampe kaget sama suaramu tadi, Jeng," ucap Bu Rima melerai ketegangan yang tengah terjadi.
"Eh, iya, Jeng. Aku minta maaf. Habis aku udah bosen banget bilang kalau aku ini mau punya cucu," geram Bu Intan sambil melirik tajam ke arah Kinar.
Sudah kebal bagi Kinar rasanya mendengar berbagai macam tuduhan dari Bu Intan. Ia juga seakan sudah lupa kapan terakhir kalinya menangisi setiap nyinyiran ibu mertuanya. Kinar lebih memilih diam saat ini. Ia tak punya daya apa pun untuk sekedar menangisi sikap Bu Intan.
Suaminya yang berubah juga menjadi alasan kuatnya untuk selalu tegar. Kinar tahu jika suaminya tengah berselingkuh sejak beberapa bulan yang lalu.
Kinar merasa pernikahan ini sudah tak mungkin lagi untuk dilanjutkan. Jika harus berakhir maka Ia akan dengan senang hati menerimanya. Kinar bahkan ingin membuktikan pada ibu mertuanya, adik iparnya dan seluruh dunia sekali pun. Kalau dirinya tidak MANDUL!
Warning!!!!! 21++ Dark Adult Novel Ketika istrinya tak lagi mampu mengimbangi hasratnya yang membara, Valdi terjerumus dalam kehampaan dan kesendirian yang menyiksa. Setelah perceraian merenggut segalanya, hidupnya terasa kosong-hingga Mayang, gadis muda yang polos dan lugu, hadir dalam kehidupannya. Mayang, yang baru kehilangan ibunya-pembantu setia yang telah lama bekerja di rumah Valdi-tak pernah menduga bahwa kepolosannya akan menjadi alat bagi Valdi untuk memenuhi keinginan terpendamnya. Gadis yang masih hijau dalam dunia dewasa ini tanpa sadar masuk ke dalam permainan Valdi yang penuh tipu daya. Bisakah Mayang, dengan keluguannya, bertahan dari manipulasi pria yang jauh lebih berpengalaman? Ataukah ia akan terjerat dalam permainan berbahaya yang berada di luar kendalinya?
Sakit hati karena ditinggal pergi oleh kekasihnya, Kayla akhirnya membalaskan dendamnya karena ulah Miranda lah ia dan Bisma harus berpisah. Jason, pria tampan dengan sejuta pesona berhasil terpikat oleh wajah cantik dan seksi Kayla yang melamar kerja sebagai sekretaris pribadinya. Dengan tambahan Kayla akan memuaskan hasrat Jason yang bisa ia lakukan lebih dari Miranda.
Lenny adalah orang terkaya di ibu kota. Ia memiliki seorang istri, tetapi pernikahan mereka tanpa cinta. Suatu malam, ia secara tidak sengaja melakukan cinta satu malam dengan seorang wanita asing, jadi ia memutuskan untuk menceraikan istrinya dan mencari wanita yang ditidurinya. Dia bersumpah untuk menikahinya. Berbulan-bulan setelah perceraian, dia menemukan bahwa mantan istrinya sedang hamil tujuh bulan. Apakah mantan istrinya pernah berselingkuh sebelumnya?
Kaluna Evelyn sudah menikah Dengan Eric Alexander Bramastyo selama kurang lebih 10 tahun. Namun, Eric sama sekali tidak mencintai Luna. Ia memiliki kebiasaan yang sering bergonta-ganti wanita. Itulah yang menyebabkan Luna semakin sakit hati, namun ia tidak bisa bercerai dengan Eric karena perjanjian kedua keluarga. Ditengah keterpurukannya, ia mengalihkan rasa sakit hatinya kepada minuman keras. Dan disaat, ia mabuk, ia melakukan kesalahan dengan tidur bersama ayah mertuanya sendiri. Seorang pria dewasa bernama Brian Edison Bramastyo. Yang tidak lain dan tidak bukan, adalah ayah dari Eric sendiri. Brian yang berstatus duda, tidak bisa berkutik ketika Luna mulai menggodanya karena pengaruh minuman keras. Dan setelah kesalahan di malam itu, Luna dan sang papa mertua saling mengulangi kesalahan nikmat yang sama. Brian yang mampu memberikan nafkah batin pada Luna, harus menahan rasa perih karena mengkhianati putranya sendiri, dan menjadi tidak bermoral karena bermain gila dengan sang menantu. Namun apa boleh buat, semua sudah terlanjur dan mereka berdua sama-sama kesepian. Hubungan mereka tetap berlanjut, hingga akhirnya Eric mengetahui hubungan mereka dan menceraikan Luna. Namun, beberapa waktu kemudian, diketahui bahwa alasan Eric menceraikan Luna adalah dia sudah menghamili kekasihnya, yang bernama Bianca. Mereka menjalani hidup masing-masing. Eric pergi jauh dari kehidupan Brian dan Luna. Brian dan Luna pun memilih untuk bersama.
Jatuh cinta bisa terjadi pada siapa saja, tidak terkecuali pada istri orang. Itulah yang terjadi pada Alex Spencer, pria pengangguran yang hidup menumpang pada istrinya, Tracy. Pesona Tessa membuatnya jatuh cinta teramat jauh. Sedang, Tessa merupakan istri Kapten Pasukan Elit Angakat Darat Salvador, Leo Willborwn. Jika dibandingkan dengannya, jelas Leo jauh lebih baik dari segi apa pun. Hanya saja, Tessa sering kesepian saat suaminya pergi bertugas. Kesempatan itu pun Alex gunakan untuk menjerat Tessa dalam hasrat gilanya. Mampukah Tessa menahan derasnya godaan birahi?
WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?